Cuma pecundang yang bilang begitu!

3 hari lalu (2/12) saya membaca sebuah entri di blognya ulan, judulnya Maris. Cerita sederhana tentang cinta yang bertepuk sebelah tangan. Walopun tidak happy ending, tapi cerita ditutup dengan sebuah kalimat mengesankan dari Wori-si cewek yang ditolak cintanya-:

“…aku hanya sedang kehilangan satu orang yang tidak pernah mencintai ku, tapi Maris kehilangan satu orang yang benar benar mencintai dan perduli dengan nya”

Benar-benar harga diri yang tinggi, salut. Tapi bukan itu yang menarik perhatian saya. Dari kolom komentar, muncul dua kali kalimat klise yang konon (IMHO) mengungkapkan sikap besar hati (nrimo?) yang luar biasa:

Cinta tidak harus memiliki…

Yahahahahaha…. 😆
Saya tertawa sinting sendirian. Hari gini masih ada juga yang percaya kata-kata penghiburan itu… 😈

Saya jadi teringat sesuatu. Flashback.

Beberapa tahun lalu, saat masih kuliah, pernah sekali kalimat serupa mencuat dalam pembicaraan antara saya dan teman-teman. Saya lupa hangout dimana waktu itu, tapi yang jelas, kami membahas teman kami yang lain, yang tidak hadir saat itu, sebut saja TS. Sederhana saja: TS naksir cewek dari kelas lain , tapi setelah melalui berbagai usaha, dia harus menyerah pada seorang pesaing yang akhirnya sukses memacari cewek itu. Tentu saja, TS sempat down. Lalu ntah siapa yang mengomentari, kalimat itu terucap:
“Memang cinta tak harus memiliki….”
Saya menukas cepat:
“Bodoh, tidak ada yang seperti itu! Cuma orang gagal yang bilang begitu…
“Kenapa begitu?” Seseorang bertanya.
“Karena orang pasti bicara begitu setelah mengalami kegagalan. Tidak mungkin langsung ngomong tanpa gagal dahulu.”
Saya melanjutkan:
“Gagal menyatakan cinta pada yang ditaksir; Gagal diterima sama yang ditembak; Gagal mempertahankan hubungan, trus diputusin, tapi masih cinta; Gagal jadi satu-satunya, trus pacarnya selingkuh, tapi masih nyimpen perasaan…”
“Jadi betul-betul gak ada hebatnya orang yang mencintai tapi gak memiliki. Kecuali dari semula samasekali tidak punya niat memiliki, tapi itu bukan mencintai namanya kalo gak naksir. Itu cuma suka, atau kagum.
Gagal memang menyedihkan, tapi tidak perlu dibenarkan dengan kata-kata itu. blablabla…”

Tidak ada yang membantah. Ntah setuju, ntah gak punya argumen sanggahan, dan kami lanjut ke topik berikutnya. Satu hal yang pasti, beberapa tahun kemudian sampai hari ini, semua peserta hangout hari itu (saya juga) sudah terlibat berbagai kegagalan hubungan, tapi tak satupun yang menghibur dirinya atau temannya dengan kalimat seperti itu lagi. 😉







Notes:
[1] Entri (mungkin) berhubungan bisa dilihat di: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.
[2] BGM: White Lion-Broken Heart

98 Replies to “Cuma pecundang yang bilang begitu!”

  1. Lebih baik bilang : “Masih banyak janda2 tua :P”
    Kalau aku menghibur dengan :
    “Sudah, pakai tangan saja.” Wuakakakaka…..

  2. kata-kata itu emg kurang down to earth ya. Malah dalam cerita fiksi kadang ada yang membiarkan orang yang dicintai menjadi milik orang lain dan berkata, “aku bahagia jika melihatmu bahagia”. Menurut saya sih, patah hati pasti menyedihkan. Ya, jadi silakan ungkapkan aja sewajarnya dan menyadari bahwa pasti ada yang lebih baik dari dia, bagi kita. pasti itu.
    tapi jangan jadi posesif, tar jadinya “cinta ditolak dukun bertindak”. pokoknya mengganggu ketentraman pasangannya karena ngotot ingin memiliki

  3. Kalo emang cinta harus dikejar mati-matian. Kalo nyerah berarti engga bener-bener cinta, kan?

    Kalo cinta harus dikejar mati-matian, itu orang mungkin sudah beralih ke taraf stalker; Di film/komik mungkin terlihat romantis, tapi sesungguhnya (dari pengalaman beberapa temen2 saya yang ‘dikejar mati-matian’), itu creepy dan menakutkan. Di luar negeri, orang kayak gitu malah bisa dituntut ke pengadilan dan dilarang dekat2 si korban dalam radius berapa ratus meter. 😕

  4. cinta tak harus memiliki?
    ah, ini mah buat nabah2in diri aja..
    tapi menurut saya, cinta ya harus miliki. Kalo ga dapet, ya cari aja yang lain..~
    *ngomong sih gampang, prakteknya susah*
    :mrgreen:

  5. haiz. Kalo cinta itu harus dikejar sampe dapet. hanya pecundang yang bilang ga harus memiliki. SETUJU!

  6. Cinta itu ya harus memilikilah! Posesif dalam kadar secukupnya. Kenapa mesti pura2 menghibur diri? 😕

    Masa saya yang menyirami bunga, yang metik orang lain? Ilmu ikhlas macam di film religius? Bah! 😆

  7. woah, mo nikah thn 2009 kok masih posting beginian ?? :mrgreen:

    wah jensen dan konco2nya sgt berbesar hati dalam hal broken-heart….

    kl ku bilang, cinta emg ga harus memiliki.
    contohlah gebetan yg kita taksir pdhl kita udah punya pasangan resmi/tetap.

    :mrgreen:

  8. Ya…
    Saya setuju, kata-kata itu memang cuma diucapkan mereka yang gagal…

    Lupakan aku, kembali padanya, aku bukan siapa-siapa

    :mrgreen:

  9. Cinta tidak harus memiliki…

    hopeless… :mrgreen:

    ahem. begini, begini. sebenarnya yang paling gawat dari cowok-cowok patah hati adalah, mereka (terlalu?) banyak ngomong begini-dan-begitu kemana-mana. ungkapannya bisa banyak, bung Jensen. (u_u)

    “cinta tidak harus memiliki…”

    “yang penting dia bahagia…”

    “aku bakal terus nungguin dia…”

    technically, this is hopeless. karena sebenarnya cinta itu hubungan dua arah, alias dari pihak cewek dan cowok yang bersangkutan. hal yang sering dilupakan adalah cowok-cowok ini cenderung menganggap cewek sebagai ‘barang rebutan’ atau ‘target persaingan’. dan setelah itu, loathing-nya pun banyak… kalau gagal, sih. dari curhat biasa sampai mellow-mellow denger lagu jadul, silakan juga disebut yang lain dalam daftar. :mrgreen:

    if you love her, just do. stand tough, don’t take the fall. karena apa yang menjadikan seorang laki-laki bukanlah air mata dari hati yang remuk redam, melainkan penghormatan dan pengakuan akan keterbatasan diri.

    *haiyaaahh! ngomongapasihsayaaaa!* :mrgreen:

  10. *lirik komen yud1*
    Ahem,tampaknya beliau memang telah berpengalaman dalam hal seperti ini,benar begitu?
    *kabur sebelum dirajam yud1*
    😆

  11. apa yang menjadikan seorang laki-laki bukanlah air mata dari hati yang remuk redam, melainkan penghormatan dan pengakuan akan keterbatasan diri.

    Suit suit mantaff, mesti dibingkai emas nih :mrgreen:

  12. *kesal gara2 avatar terganti ‘gravatar’ bodoh yang sudah 2 kali diganti tapi gak ngefek2*

    *cari2 pelampiasan*

    *ini dia 😈 *

    Cuma pecundang yang bilang begitu

    Gagal menyatakan cinta pada yang ditaksir; Gagal diterima sama yang ditembak; Gagal mempertahankan hubungan, trus diputusin, tapi masih cinta; Gagal jadi satu-satunya, trus pacarnya selingkuh, tapi masih nyimpen perasaan…

    Hati-hati bikin definisi pecundang, jangan sampe fitur diri sendiri masuk disitu 😆

    Lha dirimu kok gak “bilang begitu”? Emang nasibmu gak termasuk dalam kriteria2 gagal itu? 😆

    *lanjutkan misuh2 gravatar tai*

  13. @fritzer; daftar gravatardotcom to… 😛

    Duh, sayah setuju ituh. harus berjuang dulu, kalo gagal yah cari yang lain aja. Mati satu tumbuh seribu haks haks haks 😆

  14. @ dnial

    Lebih baik bilang : “Masih banyak janda2 tua 😛 ”

    Itu juga variasi detil dari “masih banyak yang lain”, stuju! 😛

    “Sudah, pakai tangan saja.”

    Maunya kan, tangannya si dia…

    @ Farid Yuniar

    Yup, toss ^^_cU

    Salam kenal kembali. 😀

    @ itikkecil

    Itu memang kalimat penghiburan, mbak. Masalahnya, isinya tidak valid karena merupakan penyangkalan fakta. Tak bisa dibenarkan. 😉

    @ Catshade (1)

    Nah, itu dia! Makin tak bisa dibenarkan kalimat ini.

    @ hawe69

    Yo’i. Pembelaan harga diri. 🙂

    ‘ah, bukan jodoh saya kali ini’

    Tapi kalau bukan jodohku, Jodohkanlah…. :mrgreen:

    @ lambrtz

    Tentu saja lebih baik bilang begitu. “Cari yang laen” itu realistis dan optimis. 😀

    @ reikira

    Kalo emang cinta harus dikejar mati-matian. Kalo nyerah berarti engga bener-bener cinta, kan?

    Tidak kok, mbak. Cinta tu juga harus realistis, dan ‘nyerah’ itu manusiawi. ‘Jalan buntu’ itu sungguh ada, tidak bisa dipaksakan. 😎

    @ eMina

    “aku bahagia jika melihatmu bahagia”

    IMO kata2 itu bisa punya pijakan kalo yang bicara juga sudah punya gantinya. Tapi kalo ngomong sambil sok rela, puih…!

    @ Catshade (2)

    Benar itu. Meresahkan…

    @ gentole

    Saya bukan cuma capek dengernya mas, dah masygul!™

    Kalo enggak salah itu lagunya Dr. PM dulu?

    Ada memang. Judulnya “tak harus miliki”. 😀

    @ grace (1)

    ah, ini mah buat nabah2in diri aja..

    Iya. Tapi hoax itu…

    *ngomong sih gampang, prakteknya susah*

    ~krakkk~

    *membatu dan pecah berkeping-keping x(*

    @ Rian Xavier

    Kalo cinta itu harus dikejar sampe dapet.

    Pokoknya realistis-lah. Gak usah hibur diri pake hoax kalo gagal. 😉

    @ Taruma

    Lha, contoh buat postingan ini umurnya belum seminggu lho! Cek saja via link-nya. 😛

    @ alex©

    Kenapa mesti pura2 menghibur diri? 😕

    Yang parah, dipake buat menghibur orang lain pula. 😕

    Masa saya yang menyirami bunga, yang metik orang lain?

    Gak balik modal, ya?

    @ restlessangel

    woah, mo nikah thn 2009 kok masih posting beginian ??

    Itu Fritz yg mo nikah

    wah jensen dan konco2nya sgt berbesar hati dalam hal broken-heart….

    Ohok… Uhuk…

    *tersedak vodka*

    contohlah gebetan yg kita taksir pdhl kita udah punya pasangan resmi/tetap.

    Hmmm… keliatannya kasus menduakan tu variabelnya beda, karena meskipun dia gak dapet, dia tetep gak kosong. Jadi IMO dia gak layak menghibur diri meskipun gagal. 😉

    @ Ardianto

    Yo, setuju. 🙂

    Lupakan aku, kembali padanya, aku bukan siapa-siapa

    He? 😯
    Kalo d’Masiv, nyanyi-nya disini saja. :mrgreen:
    Saya sakit gigi & panas dalam kalo dengar lagu itu. 😆

    @ yud1

    Nah, datang pakarnya! 😀

    *gelar karpet merah*

    technically, this is hopeless. karena sebenarnya cinta itu hubungan dua arah

    Ya, tentu saja.

    *mengaminkan*

    if you love her, just do. stand tough, don’t take the fall.

    & don’t say any of aforesaid hoaxes…

    @ grace (2)

    Ahem,tampaknya beliau memang telah berpengalaman dalam hal seperti ini,benar begitu?

    Yang jelas, beliau selalu punya paparan yang lebih bijak tuk hal seperti ini. 😉

    Jensen,tlg di hapus satu ya..^^

    Gpp. Biar dobel tapi bukan sampah kok…

    *melirik deretan komen Fritz*

    @ secondprince

    Sesungguhnya saya sangat bangga bahwa kalimat itu terukir di blog saya… 😎

    @ Fritzter

    *kesal gara2 avatar terganti ‘gravatar’ bodoh yang sudah 2 kali diganti tapi gak ngefek2*

    Disini kan cuma perlu avatar, ngapain gravatar? 😕

    Hati-hati bikin definisi pecundang, jangan sampe fitur diri sendiri masuk disitu 😆

    Lho, saat saya gagal, tentu saja saya juga pecundang. Bahkan di bagian2 yang kamu tebalin. Siapa bilang tidak?

    Lha dirimu kok gak “bilang begitu”? Emang nasibmu gak termasuk dalam kriteria2 gagal itu? 😆

    Karena saya tau bahwa kalimat itu hoax dan nonsense. Itu sebabnya flashback diatas ada.
    Makanya, baca yang fokus dong! 👿

    @ och4mil4n

    Mati satu tumbuh seribu haks haks haks 😆

    Yo’i! 😉

  15. @ :3

    Doh, lagi2 kamu komen pas saya lagi mbales komen. 😛

    Stalker? Baca tuh, komen Catshade yang kedua diatas. :mrgreen:
    Kalo dah impossibel ya cari laen dong… 😉

  16. lha saya juga tau kalo stalking itu kejahatan.

    tapi daripada mati karena cinta ?

    mending matiin orang karena cinta :siul:

  17. o iya ada yang kelewat,
    makanya katanya,jangan terlalu mecintai atau membenci orang, karena bisa jadi nanti kita berbalik mencintai orang yang kita benci atau membenci orang yang kita cintai.
    tapi klo saya sih, klo suka sama orang kok ndak pernah ngotot ingin memiliki ya? 😕

  18. @ plain love

    mending matiin orang karena cinta

    Kalo ada jaminan bahwa setelah melakukannya yang lo cintai bakal didapetin ya silahkan. Tapi kalo cuma buat lose-lose solution ya mending cari cewek laen! 😉

    @ eMina

    jangan terlalu mecintai atau membenci orang, karena bisa jadi nanti kita berbalik mencintai orang yang kita benci atau membenci orang yang kita cintai.

    Hah? IMO itu hoax juga… 😕

    klo suka sama orang kok ndak pernah ngotot ingin memiliki ya? 😕

    Tipe pasif? Menunggu ditembak dan tinggal bilang “ya” dan “tidak”? :mrgreen:

  19. makanya katanya,jangan terlalu mecintai atau membenci orang, karena bisa jadi nanti kita berbalik mencintai orang yang kita benci atau membenci orang yang kita cintai.

    Kalo membenci orang yang tadinya kita cintai, saya rasa itu masih masuk akal… toh itu salah satu penyebab utama perceraian, bukan? Tapi kalau mencintai orang yang tadinya kita benci mati-matian? Kecuali beberapa kasus perkecualian khusus, rasanya itu cuma bahan plot film/komik percintaan.. 😛

  20. @ Catshade

    Kalo membenci orang yang tadinya kita cintai, saya rasa itu masih masuk akal… toh itu salah satu penyebab utama perceraian, bukan?

    Anu… masbro.. premisnya itu: membenci orang yang kita cintai karena terlalu mencintai. Sepertinya ini sebab-akibat, sementara contoh dari masbro IMO tidak berhubungan. Maksudnya, bencinya karena hal2 whatever (yg menyebabkan cerai) dan bukan karena terlalu mencintai. CMIIW 😀

  21. Tapi kalau mencintai orang yang tadinya kita benci mati-matian? Kecuali beberapa kasus perkecualian khusus, rasanya itu cuma bahan plot film/komik percintaan..

    no. it does happen IRL.

    :mrgreen:

  22. tapi keknya g, pernah menerima kata ” cinta tak harus memiliki ” di saat g mencintai orang bertepuk sebelah tangan juga ^^ hihihi.

    kadang g berharap, pengen punya kisah cinta di komik yang selalu hepi ending. hahaha.. enggak baik nich! kebanyakan baca komik ^^

  23. cinta tak harus memiliki ..
    sebenarnya salah kalau hal tersebut diungkapkan hanya pada saat kita mengalami kegagalan atas semangat cinta itu ..

    banyak yang menganggap cinta sebagai harapan, banyak pula yang menganggap sebagai teman ..

    cinta memang tidak harus memiliki, tapi akan lebih indah kalau diikat dengan tali “kepemilikan”

  24. @ jensen 4 the reply to eMina
    you can only love/hate someone as much as you hate/love him/her

    kurang setuju sih sama title ini, given an appropriate setting, kalo sikonnya tepat, tag ini bisa jadi the ultimate answer, jawaban yang mumpuni yang bisa meredam permasalahan di masa kini dan datang n hanya berguna bila diucapkan oleh orang yang benar(??).
    Coba bayangkan di suatu kamar hotel/losmen jam2an, si dia mengatakan padanya, “Sampai kapan kita begini? Aku capek harus sembunyi-sembunyi jika ingin bertemu kamu, kapan aku bisa memilikimu hanya untukku??” jawabnya “Cuma ini jalan yang bisa kita tempuh sayang, Khan Cinta Tak Harus Memiliki.”

  25. @ Catshade

    Tapi kalau mencintai orang yang tadinya kita benci mati-matian? Kecuali beberapa kasus perkecualian khusus, rasanya itu cuma bahan plot film/komik percintaan.. 😛

    Nggak cuma bahan plot film/komik percintaan. Hal seperti itu pernah terjadi pada saya, walaupun akhirnya hrus berakhir juga.

  26. –Casthade..(susah nulisnyaaaah.. 😦
    tu kan ada contohnya yang tadinya benci jadi cinta, liat aj pengakuan Rukia : “Nggak cuma bahan plot film/komik percintaan. Hal seperti itu pernah terjadi pada saya, walaupun akhirnya hrus berakhir juga.”

    karna hati manusia itu mudah berubah. Apalagi ada yang Maha Membolak Balikan Hati ^_^

    Anyway, “cinta tak harus memiliki” ini mungkin sebenarnya kondisional juga. Kalau memang masih bisa dikejar, ya perjuangkan dengan baik. Kalau memang tak mungkin lagi, berarti dia memang bukan yang terbaik buat kita. misalnya karna kitanya udah punya kekasih atau si dianya yang udah punya kekasih, karena itu namanya perselingkuhan dong !

  27. @jensen referring to sunsettowner

    Hohooo..ternyata kalimat itu bisa juga dikatakan oleh pemenang, bukan saja pecundang.

    Tentu saja tergantung pada definisi “pemenang” itu sendiri 😆

  28. @ yud1

    no. it does happen IRL.

    jadi itu bukan hoax ya?? 😕

    *catet*

    @ Pitshu

    Nah, dateng juga temen satu ini! 😀

    tapi keknya g, pernah menerima kata ” cinta tak harus memiliki ” di saat g mencintai orang bertepuk sebelah tangan juga ^^ hihihi.

    ringkesnya lo pengen dapet tapi gagal kan? kalo didahului kegagalan ya gak valid dong ngomong gitu! :mrgreen:

    kadang g berharap, pengen punya kisah cinta di komik yang selalu hepi ending.

    Bukannya kisah cinta lo skarang lagi hepi2nya tuh? 😛

    @ kahfinyster

    Stuju tu beneran ngerti kan? :mrgreen:

    @ diaryeki

    Bgini, saya kukuh beropini bahwa kalimat tersebut adalah pengingkaran fakta & kebohongan apabila diucapkan setelah mengalami kegagalan cinta. Seolah-olah “cinta tak berbalas” itu sesuatu yang wajar. Padahal, seperti kata yud1 diatas:

    technically, this is hopeless. karena sebenarnya cinta itu hubungan dua arah, alias dari pihak cewek dan cowok yang bersangkutan.

    Tentu saja kalimat tersebut bisa diucapkan out of nothing, tanpa ada acara gagal terlebih dahulu, tapi kalo tak ada ‘hubungan dua arah’ pada konteks kalimat itu, itu juga sama omongkosongnya dengan mengucapkannya setelah gagal. 😉

    @ sunsettowner

    Saya pikir contoh yang diberikan justru tidak menyatakan “kegagalan” sama skali. Itu HTS kan? Tentu saja faktor “pecundang” disini gugur. Kcuali ko berpendapat memiliki=status. 😀
    Dua orang di love hotel, justru saling memiliki dengan kuat, segitu kuatnya sampai serepot itu. Sudah sampai bercinta gitu, what else? 😆

    @ Rukia

    Terjadi padamu? Oho, ternyata ada saksi korban pelakunya disini… 😀

    *ketuk2 meja*

    @ saKuZo

    Lha? Uta masih SMP? 😛
    Ya.. ya.. Makasih dah nimbrung, & jangan pernah ngomong gitu nantinya 🙂

    *ditendang karena nasihati anak orang*

    @ ulan

    cinta nya bagaimana om??

    Maksudnya gimana mbak? Cinta-nya siapa? (o_0)”\

    *beneran bingung*

    @ shivaravasthi

    Salam kenal juga 🙂
    Makasih tuk berbagi pendapat.

    btw saya masih blum layak dipanggil “Pak”, lho

    @ nameeman

    Salam kenal juga 🙂
    Lagi patah hati, mas? 😛

    @ eMina

    –Casthade..(susah nulisnyaaaah.. 😦

    Saking susahnya, “s” dan “t”-nya saja ampe kebalik. 😆

    Anyway, “cinta tak harus memiliki” ini mungkin sebenarnya kondisional juga.

    Kondisinya jelas: gagal!
    Kalo ngejar pasangan orang trus gak dapet, itu juga gagal.
    Kalo ngejar orang smentara dah punya pasangan, andai gak dapet saya anggep gak rugi (karena dah punya), jadi gak gagal.
    Gitu.

    @ Fritzter

    Seperti jawaban saya ke sunsettowner, hubungan gelap itu termasuk memiliki juga. Jauh banget kan kondisinya, dengan para “broken-hearted” yang biasanya ngomong gitu? 😆

    @ Irdix

    Yang terkenal dinyanyikan Ronan Keating, lupa penciptanya siapa. 😛

  29. @ sunsettowner

    Ah, ketinggalan. Pas saya lagi ngetik sih. 😛
    Yah, pokoknya sperti jawabanku tuk komen pertamamu dan komen Fritz sesudahnya gitu. 😉

  30. @ Takodok!

    Soalnya ni mo nulis kritik kan? Jadi nyari smua pemakaian & pro-kontranya di WP tuk data, juga siapa tau sudah ada tulisan yang sama. 😉

    Menohok ya? Pakai kapital bgitu? 😆

  31. @ jensen99

    Yang parah, dipake buat menghibur orang lain pula. 😕

    Heh? Apa gunanya itu? Mending disuruh cari yang lain deh kayanya 😕

    Gak balik modal, ya?

    *keselek* 😆

    Seperti sistem trade-off, agaknya. Setidaknya, sebagai pembeli saham awal, saya mesti pastikan “pemilik” berikutnya memperlakukan “yang sahamnya terbeli” itu, dengan baik. Tapi ego dan kesombongan saya tidak yakin kalo tangan kedua akan memperlakukan sebaik saya 😛

    *berdiridipuncakgunungkeangkuhan* 😆

  32. saya dapet inspirasi dari komik yang belum lama ini saya baca tentang nggak boleh nyerah kalo emang suka.

    kalimatnya gini nih:

    “karena nggak bisa lupa, makanya suka khan?”

    Yah, intinya….

    Apaya…..? :mrgreen:

    ~ gak punya pengalaman ngejer-ngejer cowok sih 😛

  33. Dua orang di love hotel, justru saling memiliki dengan kuat, segitu kuatnya sampai serepot itu. Sudah sampai bercinta gitu, what else? 😆

    Ow jadi menurutmu memiliki=meniduri. Bercinta jadi pencapaian akhir?
    Menurut saya memiliki itu lebih dari sekedar setubuh rutin. Tapi persetanlah pendapat saya, kita fokus di pendapatmu saja:
    Kalo menuruti deskripsimu soal memiliki (=meniduri), saya kok jadi pengen mengedit kutipanmu :

    Cinta tak harus meniduri

    Nah kalo gini semakin memperjelas konsep pecundang itu, yang salah satunya adalah mereka yang gagal meniduri (atau ditiduri, mungkin?).

    Sehingga “Cinta tak harus memiliki” itu tetap bisa dipake oleh para pelaku HTS dalam menangkis tuntutan status 😆 .
    .
    .
    .
    😯 (dihantam ide) Ah, naluri linguist saya tiba-tiba memuntahkan slogan-slogan lain :

    Meniduri tak harus cinta

    Sangat lebih cocok untuk para pemenang HTS :mrgreen:

    Ditiduri tak harus cinta

    Buat PSK

    Meniduri tak harus memiliki

    Buat pemakai jasa PSK

    Cinta tak harus ditiduri

    Buat cewek2 yang ingin mempertahankan keperawanan sampai menikah.

    Memiliki tak harus cinta

    Buat pecundang2 dalam sinetron dan roman2 picisan yang jadi korban perjodohan.

    Apa lagi ya? 🙄
    Ah, asyiknya bermain kata :mrgreen:
    Ini sebabnya saya memilih bahasa. 😆

  34. @ alex©

    Tapi ego dan kesombongan saya tidak yakin kalo tangan kedua akan memperlakukan sebaik saya

    Ahem, ego dan kesombongan saya sebagai tangan kelima juga meyakinkan saya bahwa saya lebih baik daripada empat tangan sebelumnya. 😆

    *pake Pintu Kemana Saja, menemui Alex di puncak gunungnya*

    *ditendang jatuh*

    @ Goenawan Lee

    Entahlah Gun, sepertinya jaman saya SMU tahun 90an akhir saja dah dengar kata-kata itu. 👿

    @ Snowie

    Naaaaah, inspirasinya dah dapet kan? Ayo dong, kejar cowoknya, biar punya pengalaman! Smangaaaat!!! :mrgreen:

    *dilempar komik*

    @ CY

    Tapi harus mengakuisisi… 😆

    Yeaaaahhhh!!! 😈

    @ Fritzter

    […] Bercinta jadi pencapaian akhir?
    Menurut saya memiliki itu lebih dari sekedar setubuh rutin. […]

    Tidak, tidak.. Maksud saya bukan sebagai pencapaian akhir, tapi orang yang bercinta setidaknya ‘punya hubungan’, minimal fisik. Ini tentu sudah jauh lebih banyak dibanding ‘yang gak dapet apa2’; orang2 yang kemudian sering menghibur diri dengan kalimat yang kita bicarakan disini. 😉

    Nah kalo gini semakin memperjelas konsep pecundang itu […]

    Konsepnya adalah ‘mereka yang gak pernah dapet apa2’. Terutama yang gak pernah jadian sama sekali. (yang gagal nembak, ntah gak brani atau keduluan pesaing; dan yang ditolak)

    😯 (dihantam ide) Ah, naluri linguist saya tiba-tiba memuntahkan slogan-slogan lain :

    Ide sebagus itu harusnya dah muncul sejak post ini baru dirilis. Tapi gapapa, makasih banyak. Bisa jadi inspirasi dan materi tuk tulisan/komen lain. 😀

  35. saya memiliki cinta, tapi tak memilikinya, karena dia sudah milik orang lain, tapi saya bahagia, karena ia lebih bahagia dengan orang lain yan lebih baik dengan saya…

    * MenghiburDiri2.0.exe *

  36. hahaha…
    saya merasa konyol juga pas pertama x mendengar kata penghiburan ‘cinta tak harus memiliki’ itu

    makanya, liat2 dulu cewek yang ditaksir
    kalo emang (diperkirakan) bakalan dapat, baru dicintai
    hahahaha…..

  37. cinta tidak harus memiliki, serong banget denger kalimat ini. tapi memang begitulah adanya, terserah mau dipake kalimat penghibur atau memang kalimat bijak hadapi hidup. karena hidup itu pilihan < nah ini salah satu kamlimat klise lainnya. :p salam mas. -japs-

  38. Bo…KK bro…dalam setiap kejadian kan punya relevansi masing-masing kepada setiap individu yang berbeda…jadi harap maklum aj…mungkin neh dalam kasus ini KK Bro anggap sebagai suatu yang bodoh…toh dalam bercinta kadang orang jadi bodoh juga kan…

  39. At times, being a winner would necessary need to feel and experience defeat – perhaps one of which being ‘nrimo’ may as well be the event.

    of course not all the time,indeed..

    It all depends on the situation at hand.. there are lots of things in life that needs some giving up as greater power Above may chose that is the best way to do and leaving one to realize that no one is super other than the Above.

    Losers and winners, they all just gaining in different time of setting.. one thing for sure, when all means are failing: fasten the prayers.

    Kind regards from West Africa.

  40. Maaf, saya baru bisa balas sekarang. (_ _)

    @ Catshade

    Cinta sejati sesungguhnya adalah merger… 😳

    menggabungkan Mur dan Baut? 😳

    @ Reina Lunarrune

    *ngeliatin temen2 yang pada musuhan sama mantan2nya*

    Mantan? Oh, itu berarti musuhan setelah tidak lagi memiliki. 😉

    @ yud1

    Saya juga tertegun… :mrgreen:

    @ Nike

    Cinta tak harus memiliki, tapi lebih bahagia klo memiliki kan ya??

    Jadi kesimpulannya:
    cinta yang tak memiliki = bahagia;
    cinta yang memiliki = lebih bahagia.
    gitu mbak? 😕 kok seperti ikut undian berhadiah ya? menang ya senang, gak menang ya gpp. :mrgreen:

    *masygul*

    Coba baca ulang komen yud1 yang #1. 😉
    Cinta, sebagai sebuah perasaan, tentu bisa tak tersampaikan, juga bisa tak berbalas, tapi sebagai sebuah hubungan, tetap harus dua arah; jadi, perasaan yang cuma searah mestinya dinyatakan sebagai suatu ‘kegagalan hubungan’ (cinta yang tak bisa memiliki), dan bukannya dibenarkan sebagai salah satu pilihan atas bentuk hubungan (cinta tak harus memiliki). 😀

    @ NdaruAlqaz

    *Avatarnya masbro kok gak kluar disini ya? Padahal di desbor ada*

    Ah, saya harap nanti bisa bahagia bukan karena “dia dah dapet gantinya saya”, tapi karena “saya dah dapet gantinya dia”. 😉

    @ alisyah

    kalo emang (diperkirakan) bakalan dapat, baru dicintai

    Sayangnya, memperkirakan isi hati dan isi kepala orang lain (apalagi lawan jenis) itu sulit. Saya aja pernah ditolak setelah sebelumnya sangat yakin bakal diterima kok. 😐

    @ japspress

    tapi memang begitulah adanya, terserah mau dipake kalimat penghibur atau memang kalimat bijak hadapi hidup. karena hidup itu pilihan

    Ya, hidup itu pilihan. Sayangnya -sperti jawaban saya buat Nike diatas-, hubungan itu bukan pilihan, mau searah atau dua arah. Hubungan itu harus dua arah. 😉
    Salam juga.

    @ ManusiaSuper

    […] sudahlah, selingkuhi saja saya […]

    Hohoho, maksudnya, bersedia diduakan? :mrgreen:

  41. boleh2 aja lagi, itu emang ucapan seorang loser buat menghibur diri sendiri, cuma kalo keseringan ngomong gitu males juga dengernya…. mending kepala tegak aja, and say, am a loser and i won’t be fail again.

  42. @ yanderzon

    dalam setiap kejadian kan punya relevansi masing-masing kepada setiap individu yang berbeda…

    Itulah sebabnya blogger yang membela Amrozi cs dan bom Bali juga banyak. 😐

    toh dalam bercinta kadang orang jadi bodoh juga kan…

    Kalo cintanya berjalan lancar, jangankan bodoh, mau gila juga gpp. Tapi kembalilah pintar saat cintamu tak lancar.

    @ luigi pralangga

    […] perhaps one of which being ‘nrimo’ may as well be the event.

    For sure, but one shouldn’t express his/her ‘nrimo’ with such baseless statement, IMHO. 🙂

    […] there are lots of things in life that needs some giving up […]

    The problems occurs in unrequited love, is one doesn’t have the point of giving up, since nobody proposes dan nobody rejects. :mrgreen:

    […] when all means are failing: fasten the prayers.

    Amen… 😉

    Kind regards from West Africa.

    It’s an honor to have you here, sir. Best regards from yours truly. May God bless you on your duties. 😀

    @ Resi Bismo

    Menurut saya memang begitu, masbro.

    mending kepala tegak aja, and say, am a loser and i won’t be fail again.

    stand tough, don’t take the fall.™ 😛

  43. @ ManusiaSuper

    Yang mana???

    Bukannya yang waktu masih pake nick “Broken Hearted Heart Breaker” itu? 😛

    Saya hapus saja deh, masbro, menghindari bacokan karena balas komen gak jelas. Gomen… :mrgreen:

  44. *ngelempar jensen pake sapu sayang komiknya, ntar rusak :P*

    Ah, maksud sy mengatakan itu khan, kalo emang suka ya berusaha.
    Tapi, kalo gagal, yah mau gemana lagi…

    Terpaksa, bilang “cinta tak harus memiliki™”
    😆 😆 😆

    Daripada mati minum racun coba? atau, terus-terusan neror orang yang di cintai, padahal orangnya nggak cinta.

    jadi inget sinetron Melati untuk marvel. Siapatuh, tunagannya melati, yang ngotot pengen ngajak nikah.

    Gitu tuh jadinya, kalo ngotot pengen memiliki.
    kalo dia di ajarin kalimat “pecundang” tersebut, setidaknya diakan bisa sedikit tenang :mrgreen:

    ~ masalah cinta emang complicated…..
    ~pada akhirnya, si diri sendirilah yang akan memutuskan milih yang mana. iya toh…

  45. @ Snowie

    Tapi, kalo gagal, yah mau gemana lagi…

    Terpaksa, bilang “cinta tak harus memiliki™”

    Halah, kesitu lagi larinya… 😛
    Yang bener, kalo gagal tu ngomong gini: “cintaku, tak bisa memiliki”. 😎

    Daripada mati minum racun coba? atau, terus-terusan neror orang yang di cintai, padahal orangnya nggak cinta.

    Kalo gagal bertahan hidup dengan kepala tegak setelah patah hati, berarti memang levelnya cuma segitu. Biarkan saja mati atau masuk penjara kalo neror. 😉

    ~ masalah cinta emang complicated…..

    wanna try?

    @ ManusiaSuper

    Roger, masbro!

  46. @ ManusiaSuper

    Oh, yang itu…

    No comment, tanya pengacara saya saja…

    Buset, ngelesnya kaya yg di infotainment 😆

    Dasar seleb! ™ 😆

    *ngakak guling2*

  47. Tapi adakan yang begitu…. 😕

    Setuju ama, “cintaku tak bisa memiliki”
    Walau tetep, menyedihkan 😥

    wanna try?

    For now….,
    Well, No thanks. 😛

  48. @ alex©

    Saya juga gak brani komen lagi, takut jadi blogtainment. :mrgreen:

    Karena ngakak jadi lupa nutup tag

    Iya, berima. Bagus juga. :mrgreen:

    @ CY

    insiden bayut lagi?? 😆

    Hush! Cukuplah dengan fitnah okama itu, jangan bayut lagi! 👿 😆

    @ Snowie

    Walau tetep, menyedihkan 😦

    Saya ngerti kok. Beberapa kali mengalaminya. 😉

  49. Hehehe, tapi kayaknya ucapan itu sendiri sih ga salah; cuma kalo konteksnya setelah “kalah perang” ya sour grapes bangetlah. Sama aja saya kalah mulu main catur terus ngeles; “kemenangan bukan segalanya”. :mrgreen:

  50. @ K. geddoe

    Betul masbro, sourgrapes, itu juga argumen saya. Analogi caturnya bagus, kalo saja diposting sehari labih cepat, pasti saya masukkan di kompilasi. Mungkin akan saya tambahkan saat edit sesegera koneksi saya sembuh. Makasih. 😉

  51. ih… ndak suka aku dengan postingan ini mas jansen…. huh…
    bertolak belakang banget sama postinganku…
    At least aku percaya bahwa cinta itu ga harus memiliki… that’s it…

  52. @lambrtz
    For me ketika mengalami itu semua ya sudah ikhlaskan semuanya. Tetap menjalin hubungan baik dengan si dia. Karena whatever it is ketika cinta tidak dimiliki kita tidak sepenuhnya pecundang. In some case for example si dia dijodohkan. That’s not our fault and we are not loser in my opinion.
    So ketika tidak bisa memilikinya yakinlah saja dan berharap bahwa si dia memperoleh yang terbaik. And in other way we still keep contact tapi ya agak menjaga jarak agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan 🙂

Tinggalkan komentar