Masalah Sa Pu Nama

masalahnya, (I) am not sure “Jensen” is a real name 😕
~Lumiere

Ya… ya… untuk kesekian kalinya, seorang teman  menanyakan tentang nama “jensen” yang saya pake sebagai screen-name di blog (as jensen99) dan fesbuk (as JenSen Yermi) itu. Ada teman-teman yang tidak tahu bahwa “jensen” itu bukan bagian dari akte lahir saya, yang lainnya tahu kalo itu hanya pen-name, tapi tetap bertanya-tanya darimana asal nama itu. Well, setelah dua tahunan dipake eksis di dunia maya, tak ada salahnya diceritakan sedikit.
Singkatnya, “jensen(99)” adalah akronim yang berasal dari jaman kuliah. Jadi, kepanjangan “JenSen99” itu adalah:

Jenderal Senior (angkatan) 99.

Sepele kan? Rasanya mudah ditebak bahwa pangkat “jensen” ini disematkan kepada para mahasiswa yang sudah lama ditinggal lulus teman2 seangkatannya. 😆

Ya, di kampus saya, FKIP UNCEN, dari generasi ke generasi (setidaknya sampai 3 angkatan dibawah saya) selalu saja dipenuhi dengan mahasiswa-mahasiswi yang kuliahnya macet total (ada yang hingga 10 tahun belum lulus). Bahkan sekitar tahun 2002(?)  pernah dikeluarkan kebijakan dekan untuk meluluskan paksa para mahasiswa tersebut, -dengan gelar AMPd (D-3) atau AMdPd (D-2), sejauh pencapaiannya- untuk mengurangi populasi mereka (dan sejak itu waktu kuliah maksimum dibatasi 7 tahun, walopun gak ada ceritanya mahasiswa di-DO kalo lewat, kecuali siap resiko kampus dibakar).
Beberapa waktu sebelumnya, angkatan 2001 program studiku (pendidikan bahasa inggris) memasuki dunia kuliah, dan didalamnya terdapat 8 bad-boys newbie yang dengan cepat bergabung dengan para super seniornya yang macet-macet kuliah ini tuk hangout bersama, selalu nongrong (& nginap) di senat fakultas, dan tentu saja, jarang masuk kelas. Bersama-sama mereka kemudian menggunakan identitas OTB, dan sibuk dalam banyak urusan kampus. Dari para newbie OTB inilah lahir panggilan “jensen” kepada para seniornya (tidak untuk semua, tentu, hanya yang ada di lingkaran OTB saja). Sebelumnya tak ada batasan jelas sebrapa senior seorang kakak tingkat sebelum sah dipanggil “jensen”, tapi lama-lama ada semacam konsensus: Seorang senior (mahasiswa tingkat 4), dianggap baru bintang satu; semester 9 & 10, bintang dua; di tahun keenam kuliah, bintang tiga; dan masuk semester 13 barulah sah si senior jadi jenderal, alias “jensen”.
Saya sendiri sah mendapatkan titel itu di semester 13, semester terakhir saya. Mengingat kesamaan jumlah semester yang dijalani di kampus, maka teman saya Fritz bisa saja disebut “jensen00”, meskipun hal itu tidak pernah terjadi karena yang bersangkutan tidak maen dengan anak-anak OTB.
BTW, di antara teman-teman seangkatanku sendiri (BE 99), masih ada 4 orang lagi yang wisuda sesudah saya (dua diantaranya bintang enam), sementara dari 8 badboys 2001 itu, 2 sudah wisuda kemaren, 3 putus kuliah (satu pindah ke UNIPA), dan 3 sisanya masih menyandang pangkat “jensen01” (dua diantaranya sedang berjuang bisa wisuda Februari 2010).

Balik ke dunia maya, pangkat ini saya pake jadi screen-name sejak pertama kali nyebur di blogsfer, sebenarnya hanya tuk menghindari dikenali oleh seseorang kalo-kalo dia mbaca tulisan saya, meskipun sampai hari ini AFAIK cewek itu gak nyebur dunia maya. 😛 Selain itu, tentu saja untuk menyesuaikan tren saat itu, dimana blogsfer dipenuhi dengan screen names keren seperti Kopral geddoe, extremusmilitis, Neo Forty-Nine, Mihael “Deathberry” Ellinsworth, Shan-in Lee, joesatch atau Uchiha Miyu. 😆 Maka dipilihlah nama itu buat jadi identitas onlen, singkat, gak kepanjangan, gak perlu dikarang dulu, dan mudah buat panggilan.

So there you have it™ 😉

PS:
Judul post ini mengkopi judul postingannya geddoe, tetapi memakai terjemahan yang berlaku di pinggir negara tempat tinggal saya ini. 😉