Setelah euforia menang 3-0 di kandang melawan Chonburi pada partai pertama sepakbola internasional (AFC cup) di daerah Papua, Persipura akhirnya dihanguskan Chonburi 4-1 pada lawatan mereka ke Bangkok.
Media-media seragam menulis, bahwa Chonburi bermain bagus, sementara Persipura bermain jelek. Pelatih Persipura Jackson Tiago sendiri menyatakan kalau tim dia kalah karena banyak kesalahan di lini tengah dan kerap memprotes wasit. Akan tetapi saya melihat hal yang berbeda, kenapa Persipura gagal mengembangkan permainan sepanjang pertandingan seperti waktu menang tiga gol di Jayapura.
Formasi:
Untuk sedikit menyegarkan ingatan, ini formasi Persipura saat melawan Chonburi di Jayapura (kandang).
Boaz–Tibo–Tinus
Ian–Zah Rahan–Gerald P.–Anis Tjoe
Ortizan–Victor–Bio P.
Y. J. Hoon
Dengan dikartumerahkannya Anis Tjoe pada partai kandang, Jackson Tiago hanya membuat satu perubahan pada susunan pemain Persipura saat melawan Chonburi di Bangkok (tandang)
Boaz–Tibo
Zah Rahan
Ian–David L.–Gerald P.–Tinus
Ortizan–Victor–Bio P.
Y. J. Hoon
Dari diagram diatas, terlhat bahwa Persipura bermain dengan 3-4-3 di kandang, yang diubah menjadi 3-4-1-2 di tandang, melawan Chonburi yang bermain dengan 4-4-2 pada kedua pertandingan. Di Jayapura, 3-4-3 Persipura sanggup mengimbangi 4-4-2 Chonburi. Di lini pertahanan, Persipura unggul 3 vs 2. Di kedua sisi lapangan terdapat pertarungan 2 vs 2, dimana striker sayap Persipura menyibukkan full-back Chonburi, sementara wing-back mengunci gelandang sayap lawan. Di tengah lapangan juga 2 vs 2, tetapi duet playmaker+breaker Persipura bermain dengan pengertian yang baik untuk memotong serangan dan mendistribusikan bola. Dengan formasi ini Persipura mampu memanfaatkan lebar lapangan dan merepotkan Chonburi melalui serangan yang dibangun kedua wing-forward. Gol pertama Persipura hadir dari tusukan cepat Boaz lewat sayap kiri, sementara gol ketiga diawali umpan silang Stevi dari sayap kanan.
Highlight pertandingan di Jayapura
Di Thailand, alih-alih bermain dengan formasi yang sama, Jackson menggelar formasi 3-4-1-2 melawan 4-4-2. Akibatnya fatal. Di kedua sisi lapangan terjadi pertarungan 1 lawan 2 karena tiap wing-back Persipura menghadapi full-back dan side-midfielder lawan. Chonburi dengan mudah memainkan bola memanfaatkan lebar lapangan tuk menyerang dan menghasilkan dua gol di babak pertama dari kedua sisi ketika wing-back Persipura terlambat trackback karena bingung harus mengawasi siapa. Memang di tengah lapangan Persipura unggul 3 lawan 2, tetapi bantuan dari kedua full-back Chonburi yang bebas, pressing yang ketat dan passing yang lebih akurat membuat penguasaan bola mutlak di kaki Chonburi. Persipura akhirnya dipaksa bermain kick and rush dengan mengirim umpan-umpan panjang tuk dikejar Tibo dan Boaz yang mudah dipatahkan dengan perangkap offside. Tiada tik-tak yang rapi di daerah lawan. Saat salah satu dari Boaz atau Tibo mampu menjemput bola secara melebar, cuma ada tandem mereka di kotak penalti lawan dan lini kedua (terutama Zah Rahan) terlalu jauh untuk naik membantu. Kalah secara formasi, bermain baguspun menurut saya Persipura tetap bakal kesulitan mengembangkan permainan, apalagi bermain buruk seperti kemarin. 😦
Highlight pertandingan di Bangkok
Starting line up:
Selain soal formasi, saya memikirkan beberapa hal soal pemilihan pemain oleh Jackson Tiago.
Pertama: Tinus Pae jadi wing-back kanan! 😯
IMO ini kacau. Sebuah eksperimen yang tidak pada tempatnya kalau hanya karena Anis Tjo’e tidak dapat bermain, apalagi di bangku cadangan Persipura terdapat pemain yang lebih tepat untuk posisi itu yaitu Stevi Bonsapia. Ntah kenapa coach Jacko suka sekali bereksperimen dengan posisi ini sejak musim lalu, memasang pemain-pemain yang bukan taletaya bermain disitu. Banyak diantaranya berakhir dengan pergantian pemain di babak pertama. 👿
Kembali ke Tinus, dia memang mempunyai fisik yang kuat dan lari yang kencang. Tapi cuma itu, tanpa kemampuan bertahan apalagi harus menghadapi dua pemain di area permainan mereka. Gol kedua Chonburi (tanpa mengurangi kesalahan Victor mengawasi pergerakan Pipob On Mo) adalah kegagalan Tinus mengawasi sayap kiri Chonburi. Pada gol ketiga, fakta bahwa Tibo yang notabene penyerang harus menjatuhkan pemain lawan di kotak penalti jelas menunjukkan bahwa Tinus gagal melapis Bhio Paulin di kanan pertahanan Persipura. 😐
Kedua: David Laly sebagai partner Gerald Pangkali.
Tidak jalannya formasi 3-4-1-2 Persipura sepert saat membantai East Bengal 4-1 di GBK diperburuk dengan cederanya Immanuel Wanggai –tandem terbaik Gerald sebagai jangkar ganda-. David Laly yang menjadi pilihan Jackson di posisi tersebut sejatinya adalah gelandang serang. Sebaiknya yang dipasang adalah Christian Uron yang bertipe petarung fisik pada pola 3-4-2-1, atau Gerald langsung berpasangan dengan Zah Rahan saja dalam pola 3-4-3. Tak heran keberadaan David laly hanya bertahan satu babak saja. 😐
Ketiga: Ortizan Solossa sebagai stopper kiri.
Tanpa Hamka Hamzah dan Ricardo Salampessy yang cedera, serta Anis Tjoe yang terkena larangan, Persipura lagi-lagi mengalami krisis bek, dan pilihan yang tersisa adalah memasang Ortizan Solossa sebagai stopper kiri. Sebagai pemain darurat, sebenarnya Ortizan tidak buruk, bahkan talentanya sebagai fullback/wingback sering bermanfaat untuk membantu serangan dari sisi kiri. Masalahnya cuma satu: Ortizan kasar, dan di ISL yang wasitnya toleran sajapun bukan cuma sekali Ortizan mengumpulan dua kartu kuning di satu pertandingan. Ntah kenapa Jackson tak pernah mempercayai Steven Hendambo yang jauh-jauh dipulangkan dari Persibantul tuk menjadi stopper. 😕
Babak kedua:
Mungkin menyadari taktiknya yang kacau di babak pertama, Jackson memasang Stevi Bonsapia sebagai wing-back kanan menggantikan David Laly. Pergantian ini tidak terlihat karena GlobalTV terlambat menayangkan kickoff babak II. Formasi Persipura sekarang kira-kira jadi seperti ini:
Boaz–Tibo–Tinus
Ian–Zah Rahan–Gerald P.–Stevi B.
Ortizan–Victor–Bio
Y. J. Hoon
Permainan Persipura jadi sedikit lebih terarah setelah masuknya Stevi. Aliran bola mulai lebih lancar. Sayangnya saat ritme permainan sedang berusaha diperbaiki, Ortizan justru mendapat kartu merah di menit 59. Dan bubarlah segala instruksi yang didapat saat turun minum. Anehnya, ditengah serangan gencar lawan melawan 10 pemain, Jackson tetap kukuh dengan tiga penyerang (bahkan melakukan penyegaran dengan memasukkan Lukas Mandowen) ketimbang segera memasukkan Steven Hendambo untuk menstabilkan pertahanan di belakang. Akibatnya permainan Persipura makin gak jelas walau masih butuh waktu lama bagi Chonburi untuk menambah gol. 😦
Kesimpulan:
Partai ini menjadi pelajaran berarti bagi Persipura yang masih punya 2 pertandingan lagi di grup ini. Bagi Jackson Tiago, persiapan matang pada tim sendiri (bahkan menunda partai away ISL melawan Persiwa untuk menjaga kebugaran, sementara Sriwijaya tetap bertanding melawan Persib) tidak cukup kalau formasi yang digelar dimatikan lawan. Pemilihan pemain pada tiap posisi juga perlu dipertimbangkan lagi, terutama memilih stopper yang akan menggantikan Ortizan pada pertandingan berikut. Mungkin perlu dipertimbangkan juga penggantian pemain yang sudah kena kartu kuning, karena 2 pertandingan dilewati dengan 2 kartu merah akibat cara main yang sangat bergaya ISL. Minggu depan Persipura sudah bertanding lagi di Mandala melawan South China, semoga hasilnya memuaskan tuk seluruh rakyat Indonesia. 😉
Mestinya nulis review tu gak terlalu lama setelah pertandingannya kelar sih. Apa daya, banyak kerjaan dan kesibukan… 🙄
Tapi karena sudah ada draft-nya, ya mari diselesaikan saja.
3-0 di kandang, lalu 1-4 tandang. Kalo di babak knockout, udah lolos karena gol tandang ini
hehehe top! keren oto-kritik mu jen
3-4-3 main zona, 3-4-1-2 main rotasi posisi dan ini kelemahan pemain Indonesia secara umum. Rotasi posisi butuh stamina & kepintaran melihat ruang yang ditinggalin temennya.
@ lambrtz
Betul juga ya! Emang gol tandang itu bisa dibanggakan… 😀
Tapi saya optimis Persipura lolos ke babak berikut kok.
@ hedi
Main zona aja bisa ngos-ngosan mas, apalagi main rotasi. Habis napas itu..!!
Wah, saya sih mendukung Jackson Tiago, mantan pelatih Persebaya! 😀
Semoga dia berhasil meracik strategi baru yang lebih efektif. 🙂
^
Nanti kita lihat ramuan beliau saat Persipura menjamu South China besok. 😉
I’ve learn some just right stuff here. Definitely price bookmarking for revisiting. I surprise how much effort you put to create this type of fantastic informative web site.
Pretty section of content. I just stumbled upon
your blog and in accession capital to assert that I get
actually enjoyed account your blog posts.
Anyway I’ll be subscribing to your augment and even I achievement you access consistently rapidly.