Selasa 2 Agustus kemaren, situasi Jayapura sedang tegang. Ada demo besar dari massa yang mendukung konferensi International Lawyers For West Papua (ILWP) di London, Inggris. Pada intinya sih menuntut referendum yang diyakini menjadi pintu kemerdekaan Papua.
Di lapak twitter, “andai-andai” soal Papua merdeka ini memunculkan pula kemungkinan munculnya timnas (sepakbola) Papua yang bisa bertanding melawan timnas Indonesia. Ini skrinsyut dialog singkat di twitter antara saya dan kawan baik saya Zen R. Sugito:
Okay, tantangan yang bagus. Mengumpulkan pemain-pemain dari suatu daerah yang terkenal sebagai penghasil pesepakbola berbakat mestinya tidak sulit. Apalagi Persipura baru saja juara ISL 2011, maka tim ini mestinya tidak lebih dari Persipura plus.
Jadi langsung saja.
Formasi saya pilih 3-4-3, karena tidak ada tim Papua (kecuali tim PON Papua 2012 mungkin) yang mampu bermain dengan formasi 4 bek. 😆
Starting line-up:
Boaz–Patrick–Okto
Ruben–Vendry–Manu W.–Ian Louis
Yesaya–Victor–Ricardo
Celcius (GK)
Cadangan:
Tibo
Pieter R.
Manu P.
Christian W.
Johan
Yohanis
Renold (GK)
~//~
Sedikit penjelasan tentang tiap pemain:
Tim utama:
Boaz T.E. Solossa (Persipura)
Kapten Persipura. 2 kali top scorer dan 2 kali pemain terbaik ISL. Salah satu penyerang Indonesia terbaik sepanjang sejarah. Tentu tak perlu dijelaskan lagi. Saya pilih ybs sebagai kapten timnas Papua.
Patrick Wanggai (Persidafon)
Top scorer lokal Divisi Utama 10-11, dan dalam seleksi susulan tuk masuk timnas U-23. Lincah dan tajam khas Papua. Saya lebih memilih Patrick di tim utama ketimbang Titus Bonai. Menurutku Patrick bermain lebih sebagai CF, sementara Tibo lebih tipe SS.
Oktovianus Maniani (mantan Sriwijaya)
Winger kidal sangat lincah yang sayangnya agak bandel. Langganan timnas Indonesia sejak era Riedl.
Ruben Karel Sanadi (Pelita jaya)
Left fullback Pelita jaya. Kurang terkenal karena prestasi klubnya pas-pasan. Tapi mainnya ciamik. Rajin bantu serangan. Pas jadi wingback kiri.
Vendry Mofu (Semen Padang)
Number ten di Semen Padang. Jarang ada anak Papua yang ngetop di posisi ini sejak era Eduard Ivakdalam. Saya tempatkan jadi pembagi bola.
Immanuel Wanggai (Persipura)
Buat saya gelandang bertahan terbaik Indonesia, dan batere-nya asli 90 menit. Cepat, kuat, tackling akurat, kontrol bola & dribble bagus dan nyali gede. Sayang sering cedera parah. Semoga segera sembuh, karir dia masih panjang.
Ian Louis Kabes (Persipura)
Pemain segala posisi kecuali bek & kiper. Di Persipura pernah jadi CF, SS, WF, OMF, CMF, DMF dan WB. Bisi main di sisi kiri dan kanan. Sedang dipanggil timnas, mungkin sebagai SMF. Jelas harus masuk tim utama.
Yesaya Desnam (Persiwa)
Palang pintu tangguh. Masuk timnas Garuda era Riedl. Sayang pertahanan Persiwa buruk karena dia tidak punya pasangan sehati. Jadi stopper kiri.
Ricardo Salampessy (Persipura)
Langsung dipanggil timnas lagi hanya dengan 4 kali maen di klub setelah cedera panjang menunjukkan kualitasnya. SW, CB, RSB dan RWB, kali ini jadi stopper kanan.
Victor Igbonefo (Persipura)
Bersama Boaz dan Ian, menjadi pemain yang meraih 3 gelar liga Indonesia di Persipura. Sedang mengajukan permohonan menjadi WNI dan masuk timnas Garuda, konon dikit lagi paspornya keluar. Saya yakin bakal segera jadi WN Papua andai Papua merdeka dan masuk timnas Mambruk. Mungkin bersama tandemnya Bio Paulin. Bek yang tidak diragukan lagi kualitasnya. Jadi sweeper.
Celcius Gebze (Persidafon)
Pilihan paling sulit, karena anak asli Papua hampir-hampir tidak ada yang mau jadi kiper. Di Persidafon pun bukan pilihan tetap, tapi ini pilihan terbaik yang saya miliki di posisi GK dan kelihatannya titik lemah timnas ini. 😛
Cadangan:
Titus J.L. Bonai (Persipura)
Top scorer lokal Divisi Utama 09-10. Penampilannya di Persipura pada paruh kedua musim lalu menggeser Rahmad Rivai jadi cadangan dan membuat fans melupakan Beto Goncalvez. Termasuk yang paling sering dilanggar karena memang berbahaya.
Pieter Rumaropen (Persiwa)
Karena banyak cedera, musim lalu tergeser oleh Ferdinand Sinaga yang tampil sangat bagus. Tapi kapten Persiwa ini tetap saya pilih masuk timnas.
Christian Worabay (Persidafon)
Cadangan RWB. Andai masuk menggantikan Ruben maka Ian bergeser ke kiri. Pemain terbaik Ligina 2005 dan kenyang gelar bersama Persipura & Sriwijaya. Akhir-akhir ini fisiknya agak kedodoran tapi skill dan disiplinnya masih bagus.
Immanuel Padwa. (Persipura)
Tukang angkut air di Persiwa Wamena musim lalu. Tangguh dan tendangan jarak jauhnya berbahaya. Musim baru ini dikontrak Persipura melapis Gerald Pangkali.
Yohanis Tjo’e (Persipura)
Bersama Tibo dan Lukman, jadi rising star Persipura di musim juara kemaren. Mampu jadi stopper dan wingback di kedua sisi. Kadang-kadang masih sering gugup, tapi cukuplah sebagai cadangan.
Johan Ibo (Persebaya 1927)
Tinggi besar (185cm). Cocok mengawal lini belakang. Sayang maennya “cuma” di LPI.
Renold Rumaropen (PSBS)
Mengawal PSBS Biak jadi juara Divisi I musim lalu. Pantas jadi kiper cadangan.
Yak, selesai. Kecuali kiper yang pilihannya sedikit, agak sulit juga memilih setengah lusin pemain cadangan. Nama-nama seperti Lukas Mandowen, Ellie Aiboy, Moyo Malibela, Engel Bert Sani, Erol Iba, Victor Pae, Gerald Pangkali, Habel Satya, Nasution Karubaba, Stevi Bonsapia, Andri Ibo, Edison Ames dan beberapa lagi sempat terpikir. Tapi itu pilihan saya, semoga mantap. Err.. pelatihnya Jackson Tiago sajalah, dengan asisten Agus Yuwono dan Carolino Ivakdalam. 🙂
Sebenarnya “timnas” Papua bukanlah ide asing sih, karena pada setiap pagelaran PON Provinsi Papua (& kemudian Papua Barat) selalu membentuk tim, begitu juga di daerah-daerah lain. Bahkan timnas diatas didominasi oleh tim PON 2004 (Boaz Solossa, Ian Kabes, Manu Padwa, Christian Worabay, Ricardo Salampessy) dan PON 2008 (Titus Bonai, Vendry Mofu, Okto Maniani, Yohanis Tjo’e dan Patrick Wanggai dari tim PON Papua Barat).
Lagian sebenarnya, Papua bisa punya tim sepakbola senior tanpa perlu merdeka kok. Kalo daerah Catalunya di Spanyol bisa punya tim sendiri, kenapa Papua tidak? Toh sejarah anti pemerintah pusatnya mirip.
*membayangkan Boaz cs berseragam biru-putih celana merah dan menyanyikan “Hai Tanahku Papua”*
Ada yang mau buat tim senior Jawa Barat, Sulawesi atau Ngayogyakarta? 😀
wahahaha timnas papua, tapi kalo timnas harus merdeka lho…tim nasional sih 😛
@ Hedi
Tunggu deh bang. Konon sih di Piala AFF 2020 Papua dah ikut serta. 😆
nice post,
can you see http://nak-ungasan.blogspot.com
Lha itu Ngayogyakarto kok ikut juga? 😦
@ giewahyudi
2020 bro. Who knows? 😉
tp Papua memang keren keren pemainnya 🙂
gw dukung negara pasundan aja…. Persib plus! :))
@ didut
andai disini infrastruktur & transportasi baik, sehingga kompetisi usia dini bisa lebih mudah dilakukan, akan lebih banyak lagi pemain bola di papua. Banyak pemain bagus disini yang gak terpantau atau terlambat terpantau.
@ ichanx
Bikin dong tim Pasundan! 😀
Pergi aja kelaut…
Wah, ada yang kurang, negara Riau. Dulu pas reformasi juga sempat bikin wacana-wacana merdeka juga. Kalau timnas yang satu ini terbentuk, kayaknya bakal banyak pemain naturalisasi. Heheheh…
^
Oh, poster AFF Cup 2010 itu kerjaannya GunRud tuh. Si Mansup aja nanyain Borneo Raya. 😆
Ya solusinya gitu. 1 negara , 6 timnas. Kayak china(daratan,hongkong,makau,taiwan).
tolol