Suatu kebetulan yang bagus bahwa tahun ini bulan puasa berjalan berbarengan dengan agustusan, saat harapan-harapan kita tentang kemerdekaan bisa juga termasuk harapan untuk merdeka menjalankan atau tidak-menjalankan perintah agama; atau seperti kata kawan saya Pito:
Merdeka adalah nyaman makan siang di bulan Ramadhan tanpa was-was warungnya digrebek ormas “beragama”.
Apa daya, bulan puasa sudah memasuki minggu terakhir, tapi berita-berita razia warung makan masih juga menghiasi televisi saya (entahlah di TV kalian). Ini soal basi tuk dibicarakan, tapi keprihatinan yang (lagi-lagi) muncul toh jadi twit juga Jumat kemarin:
dan dibalas dengan bagus oleh celo:
Hmm.. iya juga ya? Kelihatannya argumen yang masuk akal. π Soal benar atau tidak tentu itu relatif dan bisa belakangan. Yang melakukan razia juga koar-koar justifikasinya macam-macam. Apapun yang penting bisa nyusahin orang. π
Sekedar rujukan saja, pagi ini ada blogger senior yang nulis soal razia dari sudut pandang yang jauh lebih bagus, dan mungkin masih ada lagi postingan-postingan lain serupa. (belum blogwalking)
Disisi lain kata temen saya gentole:
[…] banyak non-muslim yang tak bisa menahan diri untuk tidak mengomentari umat islam yang berpuasa dalam acara televisi, status fesbuk, twitter, dll.
Karena saya protestan, barangkali twit diatas juga termasuk tidak bisa menahan diri sih, toh saya tidak pernah jadi korban razia (karena disini gak ada razia). Tapi yaa… tetep aja saya gak suka razia yang gak bener (tak tahu juga “yang bener” itu seperti apa). Kurasa pelanggaran HAM itu. Apa susahnya sih, hormatilah orang yang tidak berpuasa. Toh mereka minoritas.
Jadi abaikan saja postingan ini kalau anda tidak suka atau sepakat dengan razia. Semoga puasa anda komplet sampai akhir bulan nanti dan tidak kena razia. π
Saya masih bingung razia itu untuk apa ya?
razia? ah, ditempat saya mah jarang. apalagi di daerah kampus. Jualan makanan di siang hari tetap wajib hukumnya. π
Jadi, mungkin ini masalah daerah. π
Saya sendiri sebal dengan razia-raziaan di waktu puasa. Di kota saya, Pekanbaru, malah menjadi kebijakan kota. Dasarnya sih, “Hormatilah kami yang berpuasa!”.
Capee deeeh…
Guru saya pernah bilang, kalau warung-warung makan selama Ramadhan dirazia lalu disuruh tutup, ya namanya itu ibadah puasa bersubsidi. Kita disuruh menahan diri dari godaan kok. Kalau godaannya ‘dihilangkan’ secara paksa apanya lagi yang mau ditahan π
Kalau di Bandung (tempat saya sekarang), untungnya razia-raziaan tidak sampai ke kampung-kampung. Jadi waktu minggu lalu kena tipus, bisa deh saia makan dengan tenang di siang bolong π
klo yang di razia warung2 sebenarna kasian sih! cuma yah gimana, kadang orang warung na kalo udah kelamaan disana, berasa jadi hak milik tuh tempat π ga bulan Ramadhan dia harapan pedagang yang buka warung di tempat yang enggak seharusnya emang kudu buru2 di razia sih! cuma sebel na kenapa yang namanya razia, tertib lalu lintas (tilang pelanggaran) cuma pas bulan puasa aja ?
@ Christin
Tuk masuk TV/koran dan eksis.
@ Taruma Sakti
Betul, lain daerah lain penguasanya. Ini kan prihatinnya sama daerah2 yang dijajah ormas atau kepala daerah berwawasan sempit. π
@ wira prasetya
Naaah, saya suka bagian ini. Mantap tuh gurumu.. π
@ pitshu
Nah, kalo ada warung yang lokasinya mengganggu ketertiban umum, boleh tuh dirazia Satpol PP. Emang ada undang2nya. Tapi ormas gak boleh merazia, apalagi sampai dikawal polisi, dan lebih gak boleh lagi PNS lagi makan ditangkap. Itu udah pelanggaran HAM.
sadar diri dong..!
Saya juga gak terlalu suka dengan razia yang dilakukan ormas itu. π
Saya yakin, semakin besar godaan dan usaha kami dalam menahan nafsu (akibat bukanya warung makan tsb), akan makin besar kebaikan yang kami peroleh. π
Kasihan lah, masa’ warung disuruh tutup? Mereka si empunya warung atau restoran ‘kan cari duit juga… belum kalo tutup, pelayannya gak dapet gaji dong… π
Lagipula, dengan terus bukanya warung makan, kami sebagai umat muslim jadi punya “godaan”.
Jadi, tolong, wahai ormas-yang-sudah-terkenal, tak usahlah menutup paksa warung makan dan restoran. π
Susah cari makan pas puasa di daerah kantor.. pada tutup takut di razia…
*ikutan puasa*
Puasan sudah berakhir Sedih π¦
@ Asop
Mending kalo cuma disuruh tutup bro, dalam banyak kasus malah warungnya (juga perabotan dan piring2) ikut dihancurkan. π
Puasa kan soal niat. Toh dua jam menjelang buka juga banyak orang yang jualan jajanan tuk berbuka terang-terangan, tetep aja semua nunggu adzan. π
@ Ceritaeka
Habis libur nanti dah buka lagi kan? π
@ Super Artikel
Kok sedih?