Razia (pas puasa)

Suatu kebetulan yang bagus bahwa tahun ini bulan puasa berjalan berbarengan dengan agustusan, saat harapan-harapan kita tentang kemerdekaan bisa juga termasuk harapan untuk merdeka menjalankan atau tidak-menjalankan perintah agama; atau seperti kata kawan saya Pito:

Merdeka adalah nyaman makan siang di bulan Ramadhan tanpa was-was warungnya digrebek ormas “beragama”.

Apa daya, bulan puasa sudah memasuki minggu terakhir, tapi berita-berita razia warung makan masih juga menghiasi televisi saya (entahlah di TV kalian). Ini soal basi tuk dibicarakan, tapi keprihatinan yang (lagi-lagi) muncul toh jadi twit juga Jumat kemarin:

dan dibalas dengan bagus oleh celo:

Hmm.. iya juga ya? Kelihatannya argumen yang masuk akal. πŸ˜• Soal benar atau tidak tentu itu relatif dan bisa belakangan. Yang melakukan razia juga koar-koar justifikasinya macam-macam. Apapun yang penting bisa nyusahin orang. 😐

Sekedar rujukan saja, pagi ini ada blogger senior yang nulis soal razia dari sudut pandang yang jauh lebih bagus, dan mungkin masih ada lagi postingan-postingan lain serupa. (belum blogwalking)
Disisi lain kata temen saya gentole:

[…] banyak non-muslim yang tak bisa menahan diri untuk tidak mengomentari umat islam yang berpuasa dalam acara televisi, status fesbuk, twitter, dll.

Karena saya protestan, barangkali twit diatas juga termasuk tidak bisa menahan diri sih, toh saya tidak pernah jadi korban razia (karena disini gak ada razia). Tapi yaa… tetep aja saya gak suka razia yang gak bener (tak tahu juga “yang bener” itu seperti apa). Kurasa pelanggaran HAM itu. Apa susahnya sih, hormatilah orang yang tidak berpuasa. Toh mereka minoritas. :mrgreen:

Jadi abaikan saja postingan ini kalau anda tidak suka atau sepakat dengan razia. Semoga puasa anda komplet sampai akhir bulan nanti dan tidak kena razia. πŸ˜‰

10 Tanggapan to “Razia (pas puasa)”


  1. 1 Christin Agustus 21, 2011 pukul 2:53 pm

    Saya masih bingung razia itu untuk apa ya?

  2. 2 Taruma Sakti (@tarumainfo) Agustus 22, 2011 pukul 5:57 am

    razia? ah, ditempat saya mah jarang. apalagi di daerah kampus. Jualan makanan di siang hari tetap wajib hukumnya. πŸ™‚

    Jadi, mungkin ini masalah daerah. πŸ˜›

  3. 3 wira prasetya Agustus 22, 2011 pukul 9:47 am

    Saya sendiri sebal dengan razia-raziaan di waktu puasa. Di kota saya, Pekanbaru, malah menjadi kebijakan kota. Dasarnya sih, “Hormatilah kami yang berpuasa!”.
    Capee deeeh…
    Guru saya pernah bilang, kalau warung-warung makan selama Ramadhan dirazia lalu disuruh tutup, ya namanya itu ibadah puasa bersubsidi. Kita disuruh menahan diri dari godaan kok. Kalau godaannya ‘dihilangkan’ secara paksa apanya lagi yang mau ditahan πŸ˜€
    Kalau di Bandung (tempat saya sekarang), untungnya razia-raziaan tidak sampai ke kampung-kampung. Jadi waktu minggu lalu kena tipus, bisa deh saia makan dengan tenang di siang bolong πŸ˜€

  4. 4 pitshu Agustus 22, 2011 pukul 11:10 am

    klo yang di razia warung2 sebenarna kasian sih! cuma yah gimana, kadang orang warung na kalo udah kelamaan disana, berasa jadi hak milik tuh tempat πŸ™‚ ga bulan Ramadhan dia harapan pedagang yang buka warung di tempat yang enggak seharusnya emang kudu buru2 di razia sih! cuma sebel na kenapa yang namanya razia, tertib lalu lintas (tilang pelanggaran) cuma pas bulan puasa aja ?

  5. 5 jensen99 Agustus 22, 2011 pukul 9:10 pm

    @ Christin

    Tuk masuk TV/koran dan eksis.

    @ Taruma Sakti

    Betul, lain daerah lain penguasanya. Ini kan prihatinnya sama daerah2 yang dijajah ormas atau kepala daerah berwawasan sempit. 😐

    @ wira prasetya

    Kalau godaannya β€˜dihilangkan’ secara paksa apanya lagi yang mau ditahan

    Naaah, saya suka bagian ini. Mantap tuh gurumu.. πŸ˜‰

    @ pitshu

    Nah, kalo ada warung yang lokasinya mengganggu ketertiban umum, boleh tuh dirazia Satpol PP. Emang ada undang2nya. Tapi ormas gak boleh merazia, apalagi sampai dikawal polisi, dan lebih gak boleh lagi PNS lagi makan ditangkap. Itu udah pelanggaran HAM.

  6. 7 Asop Agustus 24, 2011 pukul 10:24 pm

    Saya juga gak terlalu suka dengan razia yang dilakukan ormas itu. 😐
    Kasihan lah, masa’ warung disuruh tutup? Mereka si empunya warung atau restoran ‘kan cari duit juga… belum kalo tutup, pelayannya gak dapet gaji dong… 😐
    Lagipula, dengan terus bukanya warung makan, kami sebagai umat muslim jadi punya “godaan”. :mrgreen: Saya yakin, semakin besar godaan dan usaha kami dalam menahan nafsu (akibat bukanya warung makan tsb), akan makin besar kebaikan yang kami peroleh. πŸ˜‰
    Jadi, tolong, wahai ormas-yang-sudah-terkenal, tak usahlah menutup paksa warung makan dan restoran. 😐

  7. 8 Ceritaeka Agustus 25, 2011 pukul 3:27 pm

    Susah cari makan pas puasa di daerah kantor.. pada tutup takut di razia…
    *ikutan puasa*

  8. 9 Super Artikel Agustus 29, 2011 pukul 9:43 pm

    Puasan sudah berakhir Sedih 😦

  9. 10 jensen99 September 1, 2011 pukul 1:56 am

    @ Asop

    Mending kalo cuma disuruh tutup bro, dalam banyak kasus malah warungnya (juga perabotan dan piring2) ikut dihancurkan. 😐

    Puasa kan soal niat. Toh dua jam menjelang buka juga banyak orang yang jualan jajanan tuk berbuka terang-terangan, tetep aja semua nunggu adzan. πŸ˜‰

    @ Ceritaeka

    Habis libur nanti dah buka lagi kan? πŸ˜‰

    @ Super Artikel

    Kok sedih?


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s




JenSen99 is

I got a heart full of pain, head full of stress, handfull of anger, held in my chest. And everything left’s a waste of time~
Agustus 2011
M S S R K J S
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  

Top Posts

Arsip

Follow me on Twitter


%d blogger menyukai ini: