Persocom

tl;dr: kisah tentang komputer saya dan teman-teman yang menolong perangkat keras itu tetap berfungsi setelah berbagai masalah. πŸ˜‰ Kalo dihitung2, PC saya, yang biasa saya singkat panggil persocom (Iya, macam si Chi), umurnya sudah tua juga. Mulai operasional sejak akhir tahun 2004. Dengan prosesor Pentium 4 2,26GHz, cukup-cukupan lah tuk kebutuhan sehari-sehari sekedar ngetik dan multimedia, lalu di kemudian hari, juga tuk onlen. Apa yang saya kagumi dari perangkat keras ini adalah ketangguhannya menghadapi listrik padam yang sering terjadi di rumah saya. Saya tidak punya UPS tuk menjaga pasokan listrik, tapi tiap kali mati mendadak, persocom ini selalu saja bisa hidup lagi. Padahal tak jarang ketika padam, komputer masih melakukan checkdisk akibat pemadaman sebelumnya. Selalu saja bisa hidup lagi dan baik-baik saja. Membanggakan. πŸ˜‰ Tapi semua benda ada usianya, dan kalau kata teman saya Athoe: mungkin sudah waktunya rusak. Sabtu, 23 Juli siang, saya baru saja online selama beberapa menit ketika listrik padam. Cuma 20 menit blackout, tapi sesudah itu komputer tidak mau menyala lagi. Selamat buat PLN, sesudah bekerja keras selama hampir 7 tahun, akhirnya kalian sukses merusak komputer saya. Siyal.. πŸ‘Ώ

Dari konsultasi dengan Athoe, kami simpulkan kalo kemungkinan besar komponen PSU mengalami kerusakan. Selasa 26 Juli malam, sambil mencari tiket konser GIGI yang akan manggung Rabu esoknya, saya melihat-lihat pilihan PSU di toko sambil menimbang-nimbang harganya. Setelah Athoe menjemput CPU yang rusak di rumahku pada Rabu sore, Kamis (28/7) sore esoknya kami mulai bongkar-bongkar dan mendapati bahwa memang PSU saya rusak. Saya tak perlu lagi pergi beli suku cadang karena Athoe segera mencangkok satu unit PSU dari bangkai CPU yang teronggok di kamarnya ke dalam CPU-ku. Jreng! Jalan. Berikutnya, cek data-data. Ada dua Hard Disk terpasang di CPU. Satu Seagate 80gb bawaan persocom, satu lagi Maxtor 20gb sumbangan adik saya Jack. Yang primer selamat, akan tetapi yang sekunder ternyata free 100% waktu dipindai. Matek! Scan melalui program file recovery yang sudah ada, ternyata semua data yang hilang (16gb) masih bisa kebaca. Sayang karena program itu hanya trial (waktu itu diinstal cuma untuk menyelamatkan selembar foto yang salah delete), saya hanya bisa menyelamatkan segiga data saja saat itu. CPU pun kunaikkan ke atas motor bebek tuk dibawa pulang, dan melanjutkan pekerjaan recovery dirumah. Tengah malam itu juga, CPU kusambung kembali ke segala kabel yang berjuntai tak beraturan dan kunyalakan. Bisa jalan dengan baik, tapi… monitor gelap total. Ternyata monitor itu juga rusak, ntah kapan. Siyal. 😦 Monitor CRT 14′ itu memang sudah pernah 2 kali rusak, kerusakannya sama: tidak ada gambar. Dan sebelum peristiwa rusaknya CPU ini, gejala-gejala ke arah rusak lagi memang sudah muncul. Gambar beberapa kali hilang mendadak meskipun nanti muncul lagi. Oke, mestinya ini juga bisa diperbaiki seperti yang sudah-sudah. Tapi ternyata, tempat servis yang dulu memperbaiki monitor ini sudah gak terima monitor lagi, sementara mencari tempat servis lain ternyata sulit sekali. Ditambah lagi monitor CRT itu cuma bisa dibawa pakai mobil, jelas merepotkan saya yang kemana-mana motoran. Sabtu, 30 Juli 2011, setelah berkonsultasi dengan mas Agun, saya memutuskan beli monitor baru. Sebuah LCD layar lebar ukuran 16′ seharga 3/4 juta. Mahal memang, dibanding kalau mau berusaha lagi memperbaiki yang lama. Tapi pertimbangan saya sederhana: monitor LCD jauh lebih hemat listrik. Ini faktor penting tuk blogger belum kaya yang tiap hari duduk berjam-jam di depan kompie. :mrgreen: Singkat cerita, saya pulang ke rumah dengan monitor baru dan tabungan bobol, lalu selama 24 jam kemudian berkutat dengan acara data recovery yang akhirnya sukses. Semua data di HDD sekunder selamat, dan masih tersedia tempat di HDD external tuk menampungnya. Sayangnya HDD sekunder itu sendiri tak bisa lagi dipakai dan harus dipensiunkan. 😐 Jadi sejauh ini, PSU rusak dan diganti teman, HDD pemberian rusak total, sementara monitor akhirnya beli baru, dan data-data selamat. Selesai masalah? Sayangnya belum. Kartu grafis onboard saya, S3 ProSavage DDR, ternyata resolusi maksimalnya hanya 1024×768, sementara monitor baru ini membutuhkan resolusi 1360×768. Upgrade driver sudah dilakukan, tapi hanya mampu meningkatkan resolusi hingga 1280×768, masih kurang dari yang dibutuhkan. Apa boleh buat, supaya gambar tetap jelas, monitor LCD skala 16:9 itu saya set jadi skala 4:3 seperti monitor CRT. Dengan sendirinya memangkas ukurannya jadi 12′ plus layar hitam di kiri-kanan. :mrgreen: Tapi seperti kisah cobaan ramadhan Ichanx, cerita ini juga berakhir bahagia. Sabtu malam, 13 Agustus, seperti biasa, saya menghabiskan malam minggu dengan maen PES 2011 di rumah Athoe. Sebuah sms dari rumah sebelumnya mengabarkan kalo di rumah tak ada makan malam. Pada sekitar jam 10.30pm, mencari makan malam di seputaran Kotaraja-Abepura adalah perkara sulit. Dimana-mana hanya ada penjual lalapan dan nasi kuning yang tidak menggugah selera. Setelah berputar-putar dengan motor, saya memutuskan untuk membeli seporsi terang bulan keju (konon di tempat lain namanya martabak manis atau martabak keju) di penjual langganan tuk makan malam. Tidak dibawa kemana-mana, langsung saja makan sambil duduk diatas motor yang parkir didekat situ. Lagi lahap makan, Chilo datang. Teman saya yang satu ini kerja di apotik tantenya di dekat situ, dan dia lagi nyapu menjelang apotik tutup. Kami segera terlibat pembicaraan dan saya juga cerita soal masalah komputer ini. Jawaban dia sederhana saja: “Oh, saya ada VGA nganggur!” Lalu dia berlari masuk ke lantai atas apotik, dan kembali dengan meyerahkan sekeping NVIDIA GForce2 MX 400, 64MB sambil berujar pendek “nih, pakai ini saja”. Saya melongo. Masih melongo ketika dia mengisi VGA card itu ke kresek bekas bungkus terang bulan keju tadi sebelum saya memasukkannya ke tas. 17 Agustus, pas Athoe libur, dia ke rumahku dan membantu memasang keping VGA tersebut yang ternyata berjalan sangat baik. Sekarang bukan hanya monitor bisa berfungsi dengan resolusi sepenuh layar, tapi beberapa game yang kerap nge-lag ikut berjalan lancar, dan yang terpenting, saya tidak lagi mengalami masalah video dan audio yang tidak sinkron ketika memutar video berformat matroska atau mp4. Luar biasa… Walopun tidak banyak, tapi saya diberkati Tuhan dengan teman-teman yang luar biasa baik. Terimakasih buat kalian, terutama Athoe & Chilo. Tidak lupa makasih juga buat Lambrtz yang sering kurepotkan kalo ada masalah soal perangkat lunak. God Bless you all, guys. πŸ˜‰

8 Tanggapan to “Persocom”


  1. 1 Asop September 4, 2011 pukul 12:41 am

    Itulah gunanya teman. Nice. :mrgreen:

  2. 2 honeylizious September 4, 2011 pukul 4:36 am

    2 kata ‘siyal’ dalam post ini. Kalo martabak manis di tempat saya namanya ‘apam pulau pinang’ <<< nama yang ini lebih menggugah selera kan?

  3. 3 jensen99 September 5, 2011 pukul 3:36 pm

    @ Asop

    Yup.. ^^

    @ honeylizious

    Apapun namanya, yang penting kejunya banyak! :mrgreen:

  4. 4 atemalem September 5, 2011 pukul 11:08 pm

    Ayeeyyyy,perjuangannyaaaa… πŸ™‚

  5. 5 jensen99 September 6, 2011 pukul 4:02 pm

    ^

    Namanya juga blogger mbaksis, lebih rela hidup tanpa pacar TV daripada tanpa komputer… πŸ˜‰

  6. 6 seli_usel September 21, 2011 pukul 12:37 pm

    . wah kaya seru ittu .

    . pengen ikutan


  1. 1 Best 2011 Posts Roundup « JenSen Yermi's Weblog Lacak balik pada Desember 29, 2011 pukul 11:00 pm
  2. 2 Persocom [2] | JenSen Yermi's Weblog Lacak balik pada November 28, 2013 pukul 8:39 pm

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s




JenSen99 is

I got a heart full of pain, head full of stress, handfull of anger, held in my chest. And everything left’s a waste of time~
September 2011
M S S R K J S
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930  

Top Posts

Arsip

Follow me on Twitter


%d blogger menyukai ini: