Apalagi berniat lebih banyak membaca buku non fiksi juga setelah tahun 2017 kemarin ternyata cuma baca dua buku.
Begitulah “resolusi” di awal 2018 silam. Saya sungguh ingin lebih banyak membaca buku lagi, Sudah lama bacaan saya hanya artikel media, postingan blog, laman wikipedia, dan sejenisnya. Selain karya-karya fiksi tentunya yang didominasi manga dan komik.
Berita buruknya, setelah ditelusuri lewat Path dan Twitter, ternyata pada tahun 2017 saya hanya baca satu buku, satunya lagi dibaca akhir 2016. Dua buku dalam dua tahun jelas statistik yang buruk. 😐
Berita baiknya, saya bisa menyelesaikan 16 buku di 2018. Senang ada harapan yang tercapai. Saya jadinya membuat akun di Goodreads untuk merayakan itu, terinspirasi juga oleh teman-teman yang punya akun di situ.
Januari 2019, satu buku tebal sudah diselesaikan, dan sekarang masuk buku kedua.
Semoga terus konsisten menyelesaikan buku-buku yang sudah dikoleksi, sambil membagi waktu luang dengan menonton film seperti biasa.
*kembali membaca*
Dua buku terakhir yg aku baca: Dying to be me, sama Many Lives Many Masters. Ini baru dapet The Naked Traveler 8 (edisi farewell) tapi belum sempet dibuka hahhaha.
Oh, aku juga baru mau pinjem biografi pak Jokowi yang masih ada di rumah ibukku. Belinya 1 aja, bacanya gantian biar lebih hemat :)))
Hmm.. Itu buku-buku kisah nyata dari Anita Moorjani dan Brian Weiss ya? Mantap mbok, semoga kelar buku-buku barunya. Iya hemat kalo satu buku dibaca bergantian. 😀
Aku belum baca semua buku di list 2018-mu. :))
Tahun ini udah nyetok buku tokoh nyata sebiji, Daendels. Sama beli buku soal traveling. Semua masih plastikan bukunya. Bacanya nunggu ilham.
Hahaha, buku-buku saya memang gak umum Re, wajar kalo rata-rata teman lain gak baca.
Rere beli Daendels tulisan Historia? Bagus itu.. 😉