Siapa sangka bisa sesuai kuota ya, tahun ini saya benar-benar bisa membatasi diri hanya nonton 120 film (plus 1 serial TV 2 musim). Ini jumlah paling sedikit dalam 7 tahun terakhir, walaupun sepertinya ini angka yang masih tinggi juga dibanding teman-teman lain yang juga lebih kesulitan punya waktu menonton. Ini film-film saya di caturwulan ketiga tahun ini.
87. Dark Phoenix
Satu film lagi dari timeline kacau X-Men dengan plot mengecewakan. Para karakter bahkan tidak menua dari 70an ke 90an. Saya ngerti akhir tragisnya Jean tapi apa pentingnya mematikan Mystique? Bahkan cameo dari Dazzler pun gagal menghibur. Duh, Fox, gak heran dibeli Disney jadinya.
88. John Wick: Chapter 3 – Parabellum
Sayang banget John jadi cacat, tapi ini koreografi eksyennya jempolan banget. Saya lebih suka liat John pake senjata deh daripada tangan kosong. Ujung plotnya mulai berasa The Hunger Games. Coba ini bikin 2 film sekaligus biar rilisnya deketan gitu daripada nunggu 2021.
89. A Simple Favor
Thriller bagus. Anna Kendrick jadi vlogger lucu menyenangkan, sementara Blake Lively kembali mempesona abis dengan berbagai kostum keren. Suka komedi gelapnya, menghibur banget. Lagu penutupnya Laisse Tomber Les Filles asyik banget.
90. Hellboy
Sayang banget reboot ini gak laku. Walopun plotnya generik dan agak kesana kemari dengan (terlalu?) banyak karakter, tapi eksyennya asyik dan brutal: penuh darah dan anggota tubuh tercecer. Senang ketemu Sasha Lane dan Milla Jovovich lagi.
91. Detective K: Secret of the Living Dead
Ternyata bisa juga nyampe seri ketiga. Masih dengan formula komedi yang sama, dan masih selucu yang kuharap. Chemistry kedua protagonis pas. Plotnya asyik, supranatural tapi gak jadi horor, malah dramanya Wolyoung menyentuh.
92. Café Funiculi Funicula
Suka dramanya. Kazu is very lovely dan hubungan dia dengan Ryosuke asyik. Plot mesin waktunya sungguh menarik, dengan aturan, konsekuensi, dan tujuan spesifik. Pergi ke masa lalu tidak bisa mengubah masa kini, tapi bisa membuat perasaan lebih baik.
93. Gundala
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. So Batman: sangat suram. Serasa di Gotham menghadapi Kingpin x Two Face. Sinematografinya jempolan tapi sebagai film superhero kurang fantastis, tidak ada enemy boss, banyak pertarungan (terutama melawan sub bosses) yang terlalu nyeni, dan terdistraksi usaha membangun bumi langit universe sehingga kisah Gundalanya sendiri nanggung.
94. Uri: The Surgical Strike
Dramatisasi operasi militer India di Kashmir. Dramanya lumayan (syukurlah tanpa kisah asmara), politiknya bagus juga, termasuk ada PM India yang persis Modi, tapi paling seru emang baku tembaknya. Ada beberapa hal lebay misal drone garuda atau gattling Mi-17 tapi yawdalah. Tetap heroik. Jai Hind!
95. Frank & Lola
Dah lama gak nonton film relationship. Cowonya suram, cewenya juga suram, trus cewenya gak jujur, cowonya jadi terobsesi, endingnya ngambang. Sayang sih kalo jadinya “kamu terlalu baik buatku”. Bukan cerita yang menghibur tapi ya bikin mikir juga.
96. The Angel
Adaptasi menarik kisah nyata intel legendaris Ashraf Marwan. Tentu kompresan dari bukunya tapi tidak mengurangi nilai sejarahnya. Suka lihat detil setting 70an terutama pesawat-pesawat di bandara, juga tokoh-tokoh legendaris seperti Nasser, Sadat, dan Zvi Zamir.
97. The Secret Life of Pets 2
Sudah gak ada kejutannya lagi, tapi ceritanya berkembang jadi petualangan selevel Madagascar. Tetap lucu dan menghibur, terutama duel Snowball vs Monyet. Suka temanya seputar hubungan hewan peliharaan dengan anak-anak.
98. The Red Sea Diving Resort
Dramatisasi kisah nyata Operation Brothers. Sayang lumayan lebay, banyak klise, dan pake bahasa amerika semua agennya, sementara fokus cerita cuma dari sisi Mossad. Beta Israel jadi kurang dapet sorotan sebagai inti cerita. Footage asli di endingnya menarik.
99. Shadow
All hail Zhang Yimou! Film ini mempesona dalam berbagai aspek: plot, filosofi yin yang, setting, karakter, musik, warna, intrik, busana, dan tentu saja pertarungan yang sangat nyeni. Kedua tokoh wanita: Madam dan Princess, perannya sungguh menarik.
100. The King’s Letters
Dramatisasi kisah nyata usaha raja Sejong yang Agung menciptakan aksara Hangeul Korea. Suka plotnya elaborasi teori kolaborasi raja x biksu. Bagus karakter biksu Sinmi masuk dalam plot lewat Tripitaka Koreana. Menarik lihat proses menciptakan huruf mulai dari mendokumentasikan bunyi apa saja yang bisa diucapkan dalam bahasa Korea. Sejarah Korea yang penting.
101. Europe Raiders
Temanya agak klise ya: global surveillance software, heker sakti etc dan banyak gak logis terutama di peralatan elektronik, tapi ketutup plot asyik dan menghibur, terutama chemistry Tony Leung dan si cantik Tiffany Tang, dilengkapi lokasi eksotis, eksyen keren, dan plot twist jempolan. Du Juan dan Kris Wu jadi “kakak adik” sip banget.
102. The Battle: Roar to Victory
Kecuali karakter-karakternya yang agak hambar (di protagonis) atau lebay klise (di antagonis), dramatisasi Battle of Fengwudong ini epik dan heroik banget. Jadi umpan tuk menjebak lawan memang misi gila. Segila komandan yang maju membantai musuh pake golok. Sial aja dapet donlotan yang subtitlenya hancur. 😆
103. Mosul
Sempat bingung karena ada film 2019 juga dengan judul sama. Dokumenter thriller bagus tentang operasi pembebasan Mosul dari ISIS menurut sudut pandang pasukan Syiah, pasukan Sunni, pasukan Peshmerga, pasukan Kristen, warga Mosul dan pengungsi, bahkan dari anggota ISIS yang ditawan.
104. Godzilla: King of the Monsters
Apa ya, film ini penuh aksi spektakuler (atau konyol, terutama yang melibatkan aksi militer) dari awal sampai akhir, tapi jalan ceritanya sendiri lemah. Terlalu sesak karakter juga dengan macam-macam motif yang terus pada berguguran gak guna. Suka lihat Ziyi Zhang di sini.
105. Ô Jerusalem
Ke mana saja saya gak tau film ini. Memang susah mengadaptasi buku sejarah jadi film. Dramanya ancur dengan akting datar walo pesannya dapet, syukurnya sejarahnya tersajikan menarik: deretan peristiwa (termasuk Operation Nachson di Kastel, pembantaian Deir Yassin, dan proklamasi berdirinya Israel), isu (perselisihan Haganah dan Irgun/Stern, atau ketidakakuran antar pasukan Arab), maupun tokoh-tokohnya (Ben Gurion dan Golda Meir mudah dikenali, lalu Raja Abdullah dari TransJordan, sekilas juga ada Amin Husaini). Heroik.
106. Battle for Sevastopol
Drama biografi sniper Ukraina/Sovyet legendaris Lyudmila Pavlichenko. Sebagai film perang cerita pertempurannya sedikit, harus berbagi dengan kisah cinta segitiga kuadrat, feminisme, survival, dan PTSD. Harus fokus dengan alur maju mundur. Meskipun begitu ini film bagus. Menarik ceritanya dituturkan oleh First Lady Eleanor Roosevelt.
107. Maleficent: Mistress of Evil
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Okay, ceritanya berkembang jadi lebih njlimet, tapi tetap seru. Sayang diusahakan happy ending, kalo gak final battle mestinya jauh lebih brutal. Somehow saya ngerti motivasi Queen Inggrith. Elle Fanning emang luar biasa cantik. Phoenix modenya Maleficent keren.
108. Terminator: Dark Fate
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Butuh banyak baca tuk ngerti kalo film ini adalah sekuel langsung dari T2 dan membatalkan sekuel lainnya. Ada banyak hal yang berubah dari Terminator universe sebagai konsekuensi. Tak ada lagi “I’ll be back” tapi “I won’t be back” misalnya. Eksyennya brutal tentu saja, dan saya suka Grace. Sexy, damn strong, but warm.
109. Kingdom
Gak baca manganya yang tenar itu jadi cuma meraba sejarahnya di era warring states, tapi ini film eksyen yang keren. Terasa sekali adaptasinya dari dialog-dialog modern, pertarungan penuh semangat, banyaknya karakter yang sekedar lewat, dan tentu saja kecoak mode para jagoan yang gak bisa mati dikepung lawan.
110. Chocolate
Film beladiri Thailand yang seru banget. Plotnya simpel dunia hitam. Protagonisnya simpatik abis: autistik, otodidak, super refleks, ibunya kanker, dikejar gangster pula. Koreografi tarungnya bagus dan brutal no stuntman no effect.
111. Miss & Mrs. Cops
Komedinya lumayan, karakternya juga asyik, kaget juga liat Choi Sooyoung. Cerita dan temanya sangat penting tentang penyebaran video sex tanpa persetujuan dan bagaimana sikap polisi (pria) menghadapi kasus di mana wanita semestinya dibela.
112. The Chinese Widow
Senang liat si cantik Liu Yifei lagi. Sebuah film tentang Doolittle Raid yang jauh lebih menyentuh daripada cinta segitiga di film Pearl Harbor (2001). Ceritanya sedih, segitu banyak warga China yang harus tewas demi Amerika jaga gengsi. Bisa kerasa beban yang ditanggung Jack selama 50 tahun.
113. The Knight of Shadows: Between Yin and Yang
Kisah klasik romansa tragis walo ada komedinya juga khas film Jeki Cen. Penuh CGI khas China dengan pertarungan rame. Agak kurang mengerti beberapa bagian dalam dimensi Yin dan Yang, tapi paham dan menikmati ceritanya. Elane Zhong cantik mirip Shu Qi.
114. Bleach
Adaptasi manga besar ini lebih bagus dari yang saya harapkan, tapi jelas film ini cuma menarik buat nostalgia pembaca manganya. Buat penonton umum, jalan cerita, karakter, dan eksyen film ini jelas gagal. Nanggung semua. Saya suka Karin dan Yuzu BTW.
115. Angel Has Fallen
Mau berperang lawan Rusia cuma demi memuluskan anggaran tuk PMC? Skenario gila macam apa itu? Gak paham juga kenapa harus repot-repot memfitnah Banning kalo bisa dibunuh sejak awal. Ceritanya lemah tapi lumayan asyik eksyennya. Suka bokapnya mike yang tunnel rat. Jennings akan lebih sukses kalo di klimaks pake swarming drones lagi serang rumah sakit daripada meledakkan stok oksigen.
116. Grace of Monaco
Suka film ini walo rata-rata reviewnya jelek karena ceritanya datar dan aktingnya kaku. Nicole Kidman anggun mempesona jadi Grace Kelly. Dongeng aktris Hollywood yang menikahi pangeran Eropa, tetapi jadi istri ningrat itu berat. Konfliknya menarik antara hubungan Monaco dan Prancis, mengingatkan pada hubungan Jogja dan RI.
117. How to Train Your Dragon: The Hidden World
Juara deh bagian ketiga ini, saya nikmati total dari ujung ke ujung. Animasinya bagus, musiknya, jalan cerita, setting hidden world, konflik dan resolusinya, dan emosi yang terasa. Senang liat Hiccup dan Astrid nikah. Suka ekspresi khas Toothless.”
118. Ad Astra
Anak yang sibuk mencari bapak dan bapak yang sibuk mencari alien. Film penjelajahan luar angkasa bagus dan sangat realistis bahkan hingga kesimpulannya: tidak ada kehidupan di luar sana. Brad Pitt tentu saja ketuaan jadi mayor. Minimal mayor jenderal mestinya.
119. Balkan Line
Dramatisasi pendudukan bandara Pristina oleh pasukan Rusia 1999. Film perang yang seru banget plot, drama, dan terutama eksyennya. Karena buatan Rusia-Serbia jadi tentu saja mereka yang protagonis sementara Albanian Kosovar (+NATO) jadi antagonis.
120. Killing Gunther
Satu-satunya alasan nonton eksyen komedi ini karena yang main termasuk Arnold Schwarzenegger. Lumayan lucu. Lama juga gak liat Arnie melawak. Cukuplah tuk menghibur hati yang hari ini agak kurang tenang.
121. Robin Hood
Remake yang wadefak walo masih bisa dinikmati karena gak bangun emosi. Seru juga eksyennya pake pendekatan modern, walo jadi overdosis ke aspek-aspek lain (busana, bahasa dll), Sampai akhir film saya tak menyadari kalo Yahya itu karakter Little John.
“Fear is the greatest weapon in God’s arsenal, it is why the church created hell”
~Cardinal”
122. Star Wars: The Rise of Skywalker
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Panjang umur bisa nonton 9 film berurutan Episode I – IX. Mestinya cukup ya. Saya suka Rey tapi Finn dan Poe gagal jadi karakter yang layak dikenang. Tetap Han Solo dan Luke harus muncul tuk membuat film ini tetap Perang Bintang. Saya tertarik pada koneksi lintas dimensi Rey dan Kylo Ren tapi memang itu salah satu dari sekian banyak hal aneh pada film ini.
Kurasa tahun depan akan mempertahankan kuota 120 film lagi. Kurang gapapa tapi jangan lebih. Jadi harus makin pintar menyeleksi.
cuma Angel Has Fallen yg saya tertarik untuk liat..hehe.
Semoga suka bro.
O Jerusalem dan Grace Monaco bisa ditonton dimana? Menarik baca ulasanmu…. semoga filmnya tersedia online.
Ad Astra itu tuh yang bikin penasaran… cari ah…
@ Swastika Nohara
Aaaah, maaf baru lihat. Sa japri deh.
@ morishige
Sudah dapat? 🙂