2021 berlalu dengan berat sehingga semua jadi sedikit. Baca sedikit, nonton juga sedikit. Padahal kemarin-kemarin maunya membatasi nonton supaya lebih banyak baca. Di paruh kedua 2021 kemarin akhirnya saya bisa memasang koneksi internet rumah (tentu saja Telkom Speedy, satu-satunya ISP yang tersedia). Dengan bandwith yang lebih stabil jadinya di daftar kali ini ada lebih banyak serial, miniseri, dan bahkan reality show.
48. The Tomorrow War
Premisnya bagus walo banyak elemen yang familiar dari film lain. Eksyennya seru. Permasalahan utama lagi-lagi pada logika dan prosedur militer yang menimbulkan banyak pertanyaan. Ayolah, terbang tanpa terdeteksi dari AS ke Rusia? Perang di 2051 tapi masih pake cara dan taktik 1951. Kenapa cuma mengirim infantri dengan senjata kecil kalo zirah whitespikes bisa dijebol dengan gergaji mesin? Kenapa pakai racun kalo dari awal bisa pakai C-4? Kenapa main pahlawan sendiri dan tidak melibatkan Rusia? Terlalu banyak sambat nonton ini.
49. Black Widow
Akhirnya Natasha Romanoff dapat film sendiri, bagus pula. Eksyennya biasa saja tuk standar Avengers, kadang terlalu halus karena semua musuh mau diselamatkan. Drama antar anggota keluarga jadi kekuatan cerita. Jadi lebih ikhlas Natasha gugur sesudah nonton ini. Tinggal menanti Yelena tampil di film MCU berikutnya. Karakter-karakternya menyenangkan.
50. Mortal Kombat
Lebih menghibur dari yang kuharapkan. Suka adaptasi ini berorientasi menyenangkan fans, termasuk banyak darah dan kalimat familiar. Ini hanya kisah pra-turnamen tapi korban sudah berjatuhan dengan epik. Jadi ngerti kenapa mesti ada Cole Young meski bukan karakter menarik. Cerita dragon mark atau arcana itu bagus.
51. Friends: The Reunion
Reuni yang seru banget, kocak abis (tentu saja), mencerahkan, mengharukan, dan sangat menghangatkan hati. Meski dulu hanya nonton musim-musim terakhir sitcomnya tapi Friends adalah bagian penting sejarah hidup yang selalu layak dikunjungi kembali. I always love Jennifer Aniston. It’s really good to see you all.
52. Ocean Waves
Karya lawas Studio Ghibli. Cerita ringan yang sedikit mengingatkan situasi SMA 90an. Belum ada HP, menunggu jadi membosankan dan susah janjian. Cerita cinta segitiga ringan yang nggak relate karena asmara adalah kenangan tak sampai di masa sekolah.
53. Demon Slayer: Kimetsu No Yaiba – The Movie: Mugen Train
Anime bersejarah karena jadi film terlaris 2020. Lama ragu nonton karena tahu akhir kisahnya tragis, tapi kemudian terpesona juga dengan visualisasi modern dan intensitasnya. Kimetsu no Yaiba memang cerita bagus sekali. Padat, brutal, dan gak bertele-tele.
54. Birthday Wonderland
Ceritanya kedodoran, konfliknya lemah, banyak plotholes yang butuh penjelasan (saya penasaran keset dobel, siapa yang pernah ke dunia paralel sebelumnya?), dan protagonis utama tidak mengalami perkembangan karakter, tapi perjalanannya sendiri bisa dinikmati. Chii mencuri perhatian dari Akane tapi sejak awal saya terpikat ibunya Akane.
55. Re:ZERO -Starting Life in Another World- The Frozen Bond
Sempat bingung kenapa sepanjang film cuma ada Emilia dan Puck, ternyata OVA ini prekuel musim pertama serialnya. Brutal khas kisah Re: zero, klimaksnya agak kurang dikit, mestinya keliatan Melaquera tewasnya gimana. Emang dingin banget ceritanya tanpa Subaru, Ram, dan Rem.
56. WandaVision
Sebuah keadilan yang ditunggu buat favorit saya Wanda yang hingga Endgame terasa understrenght dan underrated. Ternyata selama ini belum menjadi Scarlet Witch. Chaos Magic tuk The Hex jauh lebih kuat dan menakjubkan daripada Mugen Tsukuyomi walaupun lingkupnya terbatas. Sungguh kekuatan impian. Kisah cinta dan dukanya menyentuh. Wanda vs Agatha terasa Sasuke vs Itachi (di Naruto) dengan sejumlah rasa genjutsu sharingan, misalnya ketika Agatha membawa Wanda kilas balik. Banyak clue ke cerita MCU berikutnya, sungguh mengecewakan plot Pietro cuma prank. Serial bagus dan gaya sitkomnya menarik.
57. Hitman’s Wife’s Bodyguard
Film “kartun” The Hitman’s Bodyguard ternyata berlanjut. Lawakannya semakin konyol sampai saya gak ingat lagi apa yang berkesan dari film ini kecuali Salma Hayek masih sangat seksi. Sebenarnya kalo sudah tahu mau diinjeksi virus cukup putuskan saja koneksi ke Viareggio kan? Cukup menghibur.
58. Godzilla vs. Kong
Masih makan korban besar karena banyak aksi militer konyol (Close Air Support terlalu dekat, flotilla terlalu rapat etc. Masih ada battleship? Tahun berapa ini?) dan lokasi instalasi swasta berbahaya di perkotaan, tapi ceritanya lebih bagus. Gak nyangka ada mechagodzilla. Jia rasanya terlalu muda untuk sebijak itu. Hollow earth ini teori menarik. Sedih lihat Hong Kong hancur, kok nggak di Shanghai saja bertarungnya? Saya nggak yakin sekian helikopter itu cukup kuat mengangkat Kong.
59. Infinite
Adaptasi absurd sekali dari novel The Reincarnationist Papers. Cerita novelnya sekilas lebih sederhana konsepnya, kenapa ini filmnya jadi ada Weapon of Mass Destruction berskala The Third Impact (ala Evangelion)? Eksyennya level Hollywood tapi secara umum terasa comotan dari film-film top lain. Di klimaks C-17 terbang rendah menghindari radar tapi ketika Evan terjun sudah tinggi sekali, terasa mustahil dengan 1-2 mesin rusak, mestinya malah sudah jatuh.
60. Iris 2
Kompresan 20 episode serial musim kedua. Seperti prekuelnya mesti banyak baca tuk mengerti plot dan detail-detail yang hilang. Iris seperti Black Organization di Conan, muncul hilang seenaknya bawa pasukan. Kelebihan subplot romantis dan dramatis. Kekurangan kendaraan taktis dan terlalu banyak cegatan di jalan.
61. The Divine Move 2: The Wrathful
Masih kisah balas dendam disertai kelahi brutal seperti film pertama tapi gak ada karakter cewek memikat. Protagonisnya irit ngomong dan ekspresi, dan gak ada kelemahannya. Plotnya cepat bergerak tanpa distraksi. Lewati latihan langsung satu pertandingan ke pertandingan berikutnya. Duel vs Shaman Jangsung menyeramkan.
62. Champion
Film sport menyenangkan dibintangi Don Lee. Jarang-jarang nonton film adu panco. Ceritanya standar protagonis yang ikut kompetisi cari juara dengan hambatan kanan kiri tapi tema keluarganya manis, komedinya juga dapet. Suka karakter Combo, rival yang sangat sportif.
63. The Bad Guys: Reign of Chaos
Saya suka taglinenya: “Sometimes Justice Requires Force.” Orang jahat (dan polisi korup) memang seharusnya babak belur ketika ditangkap. Satu film lagi dari Don Lee dengan porsi baku pukul yang jauh lebih banyak. Seru dan menghibur.
64. Jungle Cruise
Merinding dengar komposisi Nothing Else Matters. Film Indiana Jones x Pirates of the Caribbean yang sangat memanjakan imajinasi. Kisah klasik tentang pohon kehidupan. Senang ketemu Emily Blunt lagi, cocok deh sama Dwayne Johnson walo agak overkill karena karakter dia bukan tokoh kuat. Kaget juga Prince Joachim of Prussia dijadikan antagonis tapi ya butuh musuh.
65. The Suicide Squad
Peningkatan besar-besaran dari film sebelumnya. Lebih rame karakter, lebih banyak humor, penceritaannya lebih menarik, dan jauh lebih brutal juga. Saya suka film superhero yang bukan buat anak-anak. Senyumnya Margot Robbie memang memikat. Adegan Harley Quinn kabur dari penjara epik banget. Bloodsport sukses mengisi peran Deadshot.
66. F9
Senang melihat Dom cs beraksi kembali di franchise yang semakin ancur logika dan fisikanya. Bahkan menjelaskan Han hidup lagi pun kesulitan. Semakin gila mengejar satelit pake mobil. Plot menguasai dunia lewat satelit terlalu generik. I like Ramsey but please bring back Gisele.
67. The Queen’s Gambit
Saya tahu serial ini bagus, tapi ternyata jauh lebih bagus dari yang saya harapkan. Saya bisa ngerti dan relate dengan drama Townes, Harry, atau Benny dalam menghadapi Beth. Terimakasih banyak Anya Taylor-Joy sudah menghidupkan Beth Harmon dengan sangat mempesona. You’re beyond beautiful.
68. When Heroes Fly
Serial berat tentang persahabatan, PTSD, dan kisah cinta tragis. Dipenuhi flashback untuk membangun cerita setiap karakter. Konflik antar karakternya menarik, sayang kisah Noga vs Buaron kurang digali. Saya juga penasaran endingnya Elisha dan pengikutnya. Suka karakter Yaeli, bagaimana cara dia mendekati dan menyayangi Aviv.
69. Evangelion: 3.0+1.0 Thrice Upon a Time
Membingungkan khas Eva (terutama setelah jeda 7 tahun dengan film sebelumnya dan memori saya yang masih dipengaruhi cerita orisinil) tapi juga menjawab banyak pertanyaan, terutama karena menutup kisah Rebuild of Evangelion dengan memuaskan di mana tiap karakter bisa move on. Shinji dll bisa beranjak dewasa. Senang juga bisa bertemu teman-teman sekolah Shinji dahulu. Terima kasih banyak Hideaki Anno. Sayonara Shinji, Rei, Asuka, Mari, Kaworu, Misato, semuanya.
70. Josee, The Tiger and the Fish
Adaptasi dan remake anime dari novel romansa cukup terkenal. Konon lebih happy ending dari film adaptasi 2003. Ceritanya menghangatkan hati. Saya paham sulitnya jadi Tsuneo menghadapi sifat Josee yang mau eksplorasi tapi juga demanding. Di sisi lain kasihan Mai yang cintanya ke Tsuneo gak berbalas.
71. Rurouni Kenshin: The Final
Penyampaian cerita Jinchuu yang gagal karena plot Gein hilang. Saya tahu cerita seluruh protagonis tertipu boneka kurang logis difilmkan tapi tanpa Kaoru “tewas”, Enishi cuma jadi penculik saja ketimbang pembalas dendam. Film terselamatkan lagi-lagi oleh adegan-adegan pertarungan yang memukau. Agak disayangkan Sojiro dan Misao mendapat lampu sorot lebih banyak ketimbang Sano dan Aoshi. Inui vs Saito nggak cocok banget. Satu-satunya “koreksi” yang benar dari film ini hanyalah menghilangkan Yahiko dari semua pertarungan.
72. Rurouni Kenshin: The Beginning
Tsuioku-hen arc ini panjang ceritanya paling pas jadi film sehingga gak perlu dikompres dan jadinya bagus sekali + historis. Penambahan cerita Kenshin vs Okita sungguh ide keren, juga Kenshin memperabukan Tomoe. Sayang Izuka dibantai Shishio gak masuk. Kenshin dan Tomoe yang baru 15 dan 19 dalam cerita terlihat ketuaan, apalagi Enishi, tapi ini sama sekali tidak mengganggu. Puas banget nonton ini.
73. Emma
Adaptasi novel klasik Jane Austen yang sungguh memikat walo saya kesulitan mengikuti plot dan konfliknya. Karena terpesona Anya Taylor-Joy saya jadi lambat menyadari kalau karakter Emma banyak kekurangannya. Lama baru paham ini soal perjodohan. Visualnya keren, menikmati gaya hidup kelas atas periode itu di kota kecil Inggris dengan kostum dan make up memukau. Lagu-lagunya bagus, saya suka adegan pesta dansa.
74. Snake Eyes: G.I. Joe Origins
Ini adaptasi yang parah. Sebagai pembaca komiknya saya kecewa. Ada tahapannya yang benar gimana Snake Eyes (dan Storm Shadow) mulai dari infantri -> ninja -> Joe -> terluka hingga harus bertopeng. Di film mulai dari petarung bebas -> yakuza -> ujian ninja -> tahu-tahu dah jago pake katana dan Uzi -> topeng -> Joe. Lah? Intrik di Arashikage clan juga nggak gitu. Mana semua ngomong English pula di Jepang. Karakternya Snake Eyes dan Storm Shadow juga nggak dapet. Justru Baroness dan Scarlett yang masuk. Plot Kenta dan Sun Jewel sungguh tidak diperlukan. Apaan lagi ada anaconda. Ini belum lagi penggarapan eksyen yang memaksa pakai shaky camera. Parah.
75. The Falcon and the Winter Soldier
Miniseri bagus, bisa memasukkan banyak karakter walo jadi banyak subplot. Tema perjuangan kulit hitamnya bagus dan saya mengulang pidato Sam di klimaks E06 karena epik, tapi saya setuju kebijakan deportasi GRC terhadap para pengungsi. Banyak eksyen keren.
76. Loki
Lah ternyata baru musim pertama. Ide bagus untuk “membangkitkan kembali” Loki dan menekankan pentingnya multiverse untuk kisah-kisah MCU berikutnya. Karakter Loki sukses berubah bertahap jadi sosok yang bisa disukai pemirsa. Tema klasik kehendak bebas vs takdir TVA.
77. The Yin-Yang Master: Dreams of Eternity
Adaptasi keren dari cerita Onmyoji. Suka suasana agung dan misterius di istana kekaisaran. Plotnya menarik dan menyentuh: mencegah derita hidup sendirian, berujung bencana karena menolak berakhirnya kisah cinta. Eksyen dan CGInya bagus. Tentu saja penuh adegan summoning.
78. The Yin Yang Master
Bertemu Qing Ming dan Boya lagi, tapi adaptasi ini tidak semenarik film kemarin. Komedi dari Shen Le kurang masuk, dan Boya gak jelas fungsinya. Eksyen dan klimaksnya kurang epik, padahal keren sekali itu Peach Blossom Spirit berubah jadi pohon. Hanya duel Qing Ming vs Bai Ni yang menarik. Snow Lady is cool, literally. Dia antagonis terbaik sementara Cimu sekuat itu pun nggak bisa numbuhkan tangan.
79. A Writer’s Odyssey
Adaptasi novel keren. Macam nonton dua film sekaligus, ayah mencari putrinya di dunia nyata dengan eksyen pertarungan superhuman; dan putri mencari ayahnya di dunia fantasi dengan eksyen melawan dewa. Favorit: Redmane diberondong gatling guns.
80. End Game
Lama gak ketemu Andy Lau, kali ini pun bagus filmnya. Remake China dari Key of Life dan Luck Key. Plotnya menarik, tapi agak kedodoran di ujungnya dengan banyak subplot dan combo yang seperti agak sulit antara eksyen, humor, dan romansa. Suka Wan Qian.
81. Tehran
Miniseri thriller spionase bagus banget bertema usaha Israel menggagalkan program nuklir Iran. Mossad vs IRGC dengan segala intriknya. Subplot kisah Yahudi Persia menarik dan dalam, and I can relate. “Sebelah mata di Yerusalem, sebelah mata di Isfahan.” Plot twistnya ngeselin tapi realistis.
82. Kate
Cerita cewek pembunuh yang balas dendam sudah banyak tapi selalu menarik. Kali ini pun bagus eksekusinya, dengan tema jejepangan (lagi). Menemukan film ini karena fandom Band Maid, dan sungguh senang lihat Saiki dkk jadi cameo. Suka nasihat Kate buat Ani: “Be someone less angry” Sungguh dalam. Pas buat hari ulang tahun.
83. Sin City
Kesampaian juga nonton film klasik ini. Ketemu Jessica Alba, Devon Aoki, Jaime King etc pas lagi cantik-cantiknya, juga Carla Gugino dan Alexis Bledel. Sayang banget Marv dan Hartigan tewas. Rasa cinta Nancy pada Hartigan terasa menarik. Karena sudah nonton sequelnya duluan jadi ngerti apa yang diharapkan dari film ini: brutal dan nyeni.
84. Dune
Mesti banyak baca referensi karena gak pernah nyentuh novel-novelnya. Pelajari Duniverse dulu. Ceritanya lumayan menarik, masa depan tanpa komputer dan robot. Visualnya luar biasa, penuh pasir dan imajinasi. Syukurlah durasi filmnya panjang. Sandworm-nya menyeramkan.
85. Tom & Jerry
Senang ketemu Chloe G. Moretz lagi, tapi semua karakter dan plot manusia ini membuat Tom dan Jerry (dan Spike) hanya jadi pelengkap cerita di film mereka sendiri, padahal mestinya mereka adalah tokoh utama. Siapa yang peduli Ben dan Preeta mo nikah naik gajah?
86. Girls Planet 999
Jarang-jarang saya ngikuti reality show apalagi sampai nginstall aplikasinya dan ikutan voting tiap hari. Selamat tuk Shen Xiaoting, Sakamoto Mashiro, Ezaki Hikaru, Kang Yeseo, Seo Youngeun, Kim Dayeon, Choi Yujin, dan Kim Chaehyun. Kalian berdelapan memang layak debut bersama Kep1er. Sekali lagi selamat. Buat Kim Bora, Wen Zhe, Kawaguchi Yurina, Fu Yaning, Kim Suyeon, Su Ruiqi dkk, bahkan yang cuma bisa hadir di kursi penonton: Kim Hyerim, Yoon Jia, Cai Bing, Huh Jiwon, Choi Yeyoung dkk, percayalah kalian lebih layak debut daripada adiknya idol itu. Semoga ada kesempatan lain buat kalian.
87. HItman: Agent Jun
Sekali lagi Korsel sukses membuat eksyen komedi bagus. Terhibur walo banyak plot kurang realistis. Film ini semacam menegaskan kesuksesan webtoon, format komik yang jarang kusukai. Bisa paham perasaan Jun ketika hidup serasa gagal sementara istri yang rajin bekerja menopang keuangan keluarga.
88. The Swordsman
Film jagoan pedang yang bagus. Latarnya sejarah, jadi mesti baca-baca dikit tentang kudeta terhadap Raja Gwanghae-gun dan relasi Joseon-Qing. Eksyennya keren dengan bunyi desingan dan benturan pedang nyaring. Penasaran pada desain unik pedang Tae-yul.
89. Space Sweepers
Selalu senang menonton film yang lebih bagus dari yang diharapkan. Karakter-karakternya keren, tema dan plot twistnya bagus. Opera luar angkasa ini menyisakan banyak misteri misal detail super plant, rahasia kekuatan James Sullivan, jenis-jenis nanobot, dan nasib Su-ni.
90. Escape from Mogadishu
Dramatisasi kisah nyata Kedubes kedua Korea dalam perang saudara Somalia. Dramanya bagus, dengan humor khas Korsel. Ketegangannya terasa, dan terasa bagai prekuel Black Hawk Down. Bisa ngerti kenapa film ini jadi yang terlaris di Korea 2021.
91. Street Woman Fighter
Reality show terbaik yang saya ikuti tahun ini, dan momentumnya masih akan lama. Ada juara tapi tidak ada yang kalah karena semua eksis. YGX, WANT, PROWDMON, WAYB, HolyBang, LACHICA, HOOK, CocaNButter, senang mengenal kalian semua, dan terima kasih banyak untuk semua pertunjukan hebat kalian.
92. No Time to Die
Bagus dan epik, syukurlah panjang. Akan sangat kehilangan Daniel Craig ketika ada film Bond berikutnya. Merasa Paloma cocok dapet film eksyen sendiri. Nanobot dan mata bionik berasa teknologi alien. Kelewatan canggihnya. Senang Bond punya keluarga.
93. Finch
Film hari kiamat bagus tentang rasa tanggung jawab mengurus anjing. Agak penasaran Jeff sumber energinya apa. Sangat bersimpati dengan kesendirian dan kesepian (plus kesakitan) Finch. Fleetwood Southwind RVnya keren sekali. Suka lihat Goodyear, tentu saja. Film ini menghangatkan hati.
94. Red Notice
Tipikal film kesukaan saya. Seru, menghibur, dan beraroma sejarah. Harta Cleopatra yang disembunyikan Nazi. Fantastis sekali. Senang ketemu si cantik Gal Gadot lagi. Booth, Hartley, Voce, tiga pria yang bermasalah dengan sosok ayah. Suka quote dari Booth:
“It doesn’t matter what you do, only matters what they think you’ve done.”
95. Army of Thieves
Film heist keren bertemakan The Ring of the Nibelung. Suka kisah romansanya, Nathalie Emmanuel memang mempesona. Animasi mekaniknya bagus ketika Sebastian membongkar Rhinegold, Valkyrie, dan Siegried. Götterdämmerung di Army of the Dead nanti 2022 saja.
Sekali lagi stay safe teman-teman. Pandemi episode omicron di depan mata.
0 Tanggapan to “Film-film 2021 (Juli-Desember)”