Archive for the 'Memorable' Category

Museum

Suka ke museum? Saya suka, entah sejak kapan. Buat saya museum adalah tempat yang menarik untuk belajar sejarah dan mendapat informasi, sekedar main dan menikmati bermacam koleksi, dan untuk anak kota kecil di pinggiran negara seperti saya, sebagai pengingat sudah sejauh apa saya pernah pergi jalan-jalan. Sepanjang yang bisa kuingat dan kucatat, ini museum-museum yang pernah sa kunjungi dengan sedikit komentar:

Di Hong Kong Museum of History

1. Museum Negeri Papua, Jayapura. 199?
Saya ingat pernah ke sini jaman masih sekolah, lupa tahun berapa. Sedikit sekali yang masih bisa kuingat. Mungkin setelah 20an tahun saya harus kembali lagi, siapa tau sudah lebih menarik. Itupun kalo gak trauma karena kantornya mantan pacar dulu di dalam kompleks museum juga. :mrgreen:

2. Museum AD Brawijaya, Malang. 2003
Ini kemungkinan besar museum pertamaku, saat masih kecil dibawa jalan-jalan ke sini dan berfoto di pajangan senjata artileri di depan museum. Puluhan tahun kemudian baru bisa kembali lagi dan berkunjung dengan benar, sepertinya 2003, saat saya ngilang satu semester dari kampus. Koleksi yang paling saya ingat adalah helm alm. Aryoko yang berlubang ditembus peluru saat ybs gugur di Papua, juga gerbong kereta maut.

3. Museum Negeri Bali, Denpasar. 2010
Museum pertama dari trip menuju Pesta Blogger Nasional IV di Jakarta. Saya jalan-jalan sendirian di pusat kota Denpasar dan nyampai di sini. Asyik juga ditemani pemandu museum sehingga gak sendirian saja.

4. Museum Benteng Vreedeburg, Jogja. 2010
Museum kedua dari “perjalanan ke barat” yang sama. Pertama kali datang ke Jogja, hari pertama juga. Nyampe di sini setelah menjelajahi Malioboro. Teringat ada peta dengan lampu kelap-kelip menggambarkan berkembang dan surutnya kekuasaan Mataram di Jawa.

Keep on reading!

Foto rame-rame

Pernahkah kamu pergi ke suatu acara, bertemu dengan teman-teman, lalu rame-rame difoto atau terfoto dengan segala pose, kemudian tidak tahu ada dimana/pada siapa foto-foto tersebut, padahal ingin punya kenang-kenangan dari event tersebut?

Saya dulu sering sih, jaman foto masih analog. Ribet tuh. Kalopun ketahuan siapa temen yang motret, musti pinjem klise dulu, lalu sambil menatap sumber cahaya mencari-cari diri sendiri dari deretan negatif film hitam-putih itu. Makin banyak orang dalam frame makin susah juga ketemunya.

Jaman foto sudah digital mestinya lebih mudah ya? Habis foto-foto tinggal ngomong: “nanti saya tag di pesbuk!”. Iya, teorinya sih gitu. Faktanya tetep aja foto jadi gak punya karena beberapa kendala:
1. yang motret gak kenal; panitia acara pake tukang foto profesional; atau malah gak tahu bin gak inget siapa tadi yang ngambil gambar.
2. kenal, tapi gak temenan di pesbuk saat foto dibuat & ditag.
3. ketimbang di fesbuk, fotonya dimuat di media lain semisal twitter. Twit mention-nya segera saja hilang tenggelam di temlen.
4. temen yang motret lupa ngaplod karena sibuk, atau males resize, atau gak sempet nyari diantara ratusan foto dalam kamera, atau malah lupa ngetag abis aplod. Mau ditanya terus-terusan ya sungkan. :mrgreen:
5. foto sudah diaplod dan ditag, tapi karena satu dan lain hal fotonya lalu dihapus atau malah akun pesbuknya ditutup. 😦

Keep on reading!

Nyontek dan malas belajar

Malam ini saya teringat beberapa hal dari masa silam:

Seorang teman, kalo memperkenalkan saya ke teman-temannya yang lain, pasti berkata: “ini teman nyontek saya selama dua tahun di SMP”. Saya baru belajar nyontek sepertinya saat SMP, terlebih setelah terdegradasi dari kelas 1A ke kelas 2C.

Nyontek itu memang seni. Berkembang sesuai kemajuan jaman dan dunia pendidikan. Nyontek dari teman, nyontek dari buku cetak/catatan, dan memberi contekan, semua ada kisah di baliknya.

SMA kelas 1, saya (dan beberapa teman sekelas lain) pernah disuruh mengulang ulangan harian matematika karena nilai saya cuma 5. Padahal itu sudah hasil nyontek curi-curi. Hasil ulangan ulang tentu saja 3, karena tidak ada teman yang bisa dicontek saat mengulang. Akhir caturwulan, nilai matematika saya 5 di raport. Nilai merah pertama dalam sejarah sekolah.

Nyontek dengan menarik buku dari dalam laci meja pernah menjadi begitu sulit karena guru mencurigai murid yang terlalu menunduk. Karena itu berevolusilah tehnik membaca buku yang ditarik dari laci sebelah (oleh teman sebelah tentunya). Demikian juga sebaliknya. :mrgreen:

Keep on reading!


JenSen99 is

I got a heart full of pain, head full of stress, handfull of anger, held in my chest. And everything left’s a waste of time~
Maret 2023
M S S R K J S
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  

Top Posts

Arsip

Follow me on Twitter