Kemarin malam, seorang kawan menyapa saya via Y!M dengan nada panik sesaat sesudah Y!M saya aktifkan.
“Mas, dah saya tunggu dari tadi. Saya ada masalah super pelik!”
“He?”
Okay, saya memang sering jadi tempat curhat dan konsultasi, di dunia nyata maupun maya, tapi jarang yang setergesa ini. Belum juga saya bertanya…
“Saudara perempuan saya dipaksa nikah!”
Ugh, okay, this is shit…
“Siapa yang paksa menikah?”
Refleks investigasi saya langsung bereaksi dengan mengumpulkan informasi.
“Ibunya. Keluarga menilai calon mantu yang dipilih mereka itu baik, padahal saudari saya tahu bagaimana brengseknya orang itu!”
“Umur berapa si cewek?”
“21, mas. Pernikahan ala Siti Nurbaya ternyata masih ada ya~”
Ya, masih ada. Saya membatin. Pikiran saya melayang ke kasus-kasus sikap-otoriter-orangtua serupa yang pernah saya temui pada teman dan kenalan. Mereka yang dinikahkan paksa untuk memuaskan hasrat orangtua, dan ada juga yang tuk mbayar hutang. Atau pada tingkat yang lebih rendah, mereka-mereka yang tidak direstui melanjutkan hidup dengan pasangan pilihannya. Orangtua pasti tau yang terbaik? Sebodoh itukah kita?
Komentar Terbaru