Soal selingkuh (repost)

Kalian sering khawatir kalo pasangan kalian diam-diam selingkuh? Ketika janji telah terucap, apakah itu jaminan bahwa pasangan kita menepati janjinya ? Mengapa banyak wanita yg terkejut ketika pasangannya minta ijin untuk poligami, atau meledak gak ketulungan ketika pasangan ketahuan diam-diam menduakan bahkan mungkin melimakan dia? Saya sering banget dicurhatin teman, bahwa sering sekali dia mencurigai pacarnya ketika lagi nerima telpon dari cewek lain atau pas lagi jauh.

Kamu bisa curhat gila-gilaan kalo diselingkuhi. Hanya saja pertama-tama kita harus tahu dulu membicarakan selingkuh dari sudut pandang siapa:
1) Yang berselingkuh. Pelaku
2) Yang diselingkuhi. Dah jelas dia adalah korban.
3) Orang ketiga. Partner selingkuh dari orang pertama. Pelaku juga; atau
4) Orang luar. Bukan pelaku atau korban.

IMHO, seharusnya ada opini yang berbeda dari sudut pandang tiap orang diatas, yaitu:

Orang pertama kadang tahu alasan kenapa dia selingkuh, tapi gak jarang juga tidak tahu. Ntah kapan atau gimana hatinya nyangkut sama orang ketiga dan gak bisa lepas lagi. Dia tahu kalo yang dilakukan salah, tapi gak bisa berhenti (kenapa coba?). Untuk mereka, selingkuh adalah jalan hidup.
Orang kedua adalah yang paling dirugikan, tentu saja. Secara perasaan mereka akan merasa dikhianati, dihina, disakiti, dilukai dan patah hati. Secara rasio, sekalipun andai mereka tahu kenapa mereka diselingkuhi, mereka tetep gak akan bisa nerima. Untuk mereka, selingkuh adalah kiamat.
Orang ketiga adalah yang paling sering disalahkan tapi juga yang paling diuntungkan. Mereka biasanya sok rasional dalam kasus begini. Berkata bahwa itu kehendak bebas pelaku untuk memilih antara dia atau orang kedua; atau bahwa mungkin sudah jodohnya dia dengan orang pertama. Untuk mereka, selingkuh adalah takdir yang berpihak pada dia.
Orang keempat? Mereka bisa berpihak pada salah satu dari tiga orang diatas, atau malah netral. Tapi untuk sekarang diabaikan saja dulu.

Kembali ke topik, kenapa sih, kita khawatir atau takut banget pasangan kita selingkuh? Kenapa sih gak ada yang mau diselingkuhin sama pasangannya?

Karena hubungan cinta (romantic love) dalam komitmen itu cuma boleh melibatkan dua orang. Itu sebabnya mereka disebut pasangan.

Jujur gue gak paham. Gue bukannya gak pernah cemburu, tapi gue bener-bener gak paham dengan ketakutan gue itu. Apakah kita takut terluka oleh kenyataan bahwa kita bukan satu-satunya dalam hati si dia?

Ya, tentu saja kita takut terluka. Orang yang tetap baik-baik saja saat diselingkuhi menurutku jauh lebih gak beres dibanding orang yang selingkuh dan tidak merasa bersalah. Komitmen itu ada hak dan kewajibannya; ada tanggung jawabnya. Salah satunya setia.

Apa yang terluka? Jadi dengan diselingkuhi sebenarnya yang terluka adalah ego kita untuk tidak lagi menjadi yang satu-satunya?

Yang terluka tentu perasaan. Namanya saja cinta. Kalau menjalin hubungan tanpa perasaan itu namanya kesepakatan bisnis. Atau memang belum mengerti cinta.

Yang gue pahami, selingkuh adalah nama lain pengkhianatan. Tapi gue masih gak paham, apa sebenarnya yang membuat kita terluka? Mengapa terluka?

Karena dulunya kita cinta dia, dia cinta kita; sekarang, kita masih terus cinta dia, dia cinta orang lain, padahal masih sama kita…

Mengapa takut kehilangan si dia ?

Itu artinya kita merasa memiliki dan dimiliki oleh pasangan kita.

Karena dia adalah yang terbaik bagi kita? Bagaimana kita tahu kalau belum mencoba dan melakukan perbandingan? Well, kalau dia adalah yang terbaik, apakah dengan selingkuh di belakang kita itu adalah termasuk salah satu kehebatan si dia?

Dalam sebuah KOMITMEN, pasangan HARUS jadi yang terbaik, seburuk apapun dia. Judith Viorst berkata: “One advantage of marriage is that when you fall out of love with him, it keeps you together until you fall in again.” Buat yang masih pacaran sih sebenarnya kode etiknya sama saja. Kalo dah gak cocok, putus dulu, baru cari yang lebih baik. Jangan cari yang lebih baik saat belum putus dengan yang ada sekarang (lalu jadi alasan buat putus). Lakukanlah perbandingan sebelum berkomitmen, jangan didalam komitmen.

Takut gak bisa mencintai orang lain seperti kita mencintai si dia sekarang ini? Berarti yang salah kan ada pada diri kita, kenapa kok gak bisa? Buktinya kita bisa mencintai dia, berarti bisa dong mencintai yang lain juga seperti mencintai dia.

Perasaan itu TUMBUH, sementara kenangan itu ABADI. Hubungan cinta yang kita jalin dengan orang lain terdiri dari serangkaian pengalaman yang dilewati berdua, sejalan dengan itu, perasaan juga tumbuh. Mulai dari senang menghabiskan waktu berdua, lalu pengen terus berduaan anytime anywhere, sampai gak bisa lagi hidup tanpa si dia. Sudah sampai kesitu? Cinta itu menghabiskan waktu yang tidak sedikit, dan meninggalkan memori yang dalam. Maksudku, jatuh cinta dan membangun hubungan lagi (sesudah diselingkuhi) itu tidak mustahil, bahkan itu obat terbaik kalo patah hati, tapi juga tidak selalu mudah. Karena mulai dari nol lagi, kadang butuh waktu yang panjang bahkan tuk sekedar memulai komitmen. Karena kenangan yang kuat, seringkali kita mencari sosok kekasih kita yang lama pada pasangan yang baru. Atau yang lebih ekstrim, kita gak bisa gantikan dia dengan orang lain. Karena pernah diselingkuhi, kadang kita trauma dan sulit mempercayakan hati kita pada pasangan yang baru. Karena sebab yang sama, kadang kita mencari pasangan baru untuk pelarian, sekedar menunjukkan pada mantan kalo kita juga laku. Dan masih banyak alasan lain kenapa memulai hubungan baru itu kadang-kadang tidak mudah.

Yang jelas, selama gue belum menemukan penyebab inti yang bikin kita takut untuk diselingkuhi, buat gue hal tersebut jadi absurd. Kalo ternyata intinya adalah ego kita yang terluka, berarti harusnya penyembuhannya cepet. But at least, kita gak perlu sampai putus asa.

Pastinya karena tidak mau kehilangan orang yang kita cintai.

Think this, dia selingkuh karena dia memilih untuk selingkuh. Kita tidak selingkuh karena kita memilih untuk tidak selingkuh. Maksudnya kita bukannya gak bisa selingkuh, KITA BISA SELINGKUH, tapi kita tidak mau.

Jelas selingkuh adalah pilihan; pilihan yang sangat buruk dan kejam. Tidak selingkuh seharusnya BUKAN pilihan, tapi kewajiban.

Kita tidak memilih selingkuh, entah apa alasannya: cinta, respect terhadap dia dan komitmen, whatever. It means, WE ARE BETTER THAN HIM/HER. So, kalo dia selingkuh, so what? Dia tidak cukup berharga bagi kita; bahwa kita tidak sebanding dengan dirinya. Kita kebagusan buat dia.

Saat seseorang tahu kalo dia diselingkuhi, dia tidak akan membandingkan diri dengan si pasangan lalu merasa lebih baik karena dia lebih setia, tapi dia akan membandingkan diri dengan si selingkuhan (karena umumnya mereka sama gender) dan merasa lebih buruk. It means THE THIRD PERSON ARE BETTER THAN ME.

So kalo dia selingkuh, so what ? tidak usah ditangisi, putuskan apakah kita mau kasih kesempatan lagi ato ego kita yang segede gaban ini menolak untuk kompromi. Itu kalo kita pure pake otak, rasional. Tapi rasa gak bisa bohong. Let it out, but don’t go further. Cari aja yang lain, yang sebanding dengan kita.

Ada orang yang selingkuh buat refreshing atau coba-coba karena ada kesempatan, tapi sebenarnya sama sekali gak berniat lepasin pasangannya. Orang seperti ini kalo ketahuan, akan usaha cara apapun juga biar dikasih kesempatan lagi. Tapi ada orang yang selingkuh karena memang menginginkan adanya hubungan baru. Dengan selingkuh dia justru berharap bisa diputusin atau minta putus dan resmi dengan yang baru.

Gue gak takut diselingkuhi, karena gue masih belum paham sebenarnya mengapa gue musti takut diselingkuhi. Buat gue, ketakutan itu masih gak berdasar.

Soalnya ego-mu besar. Mungkin posisi tawarmu tinggi terhadap pasanganmu dan dalam lingkunganmu. Kamu pasti cantik, menarik dan mungkin populer, jadi pasti pacarmu yang bakal rugi kalo dia menyelingkuhimu. Iya, ini nuduh.

Selingkuh itu gampang. Yg susah adalah gimana menjaga tetap pada satu komitmen sementara banyak banget godaan nan hot dan seksi disekitar saya. Saya berjuang sekuat tenaga untuk tidak tergoda walopun ngiler banget.

Jadi selingkuhan juga gampang. Tapi itu cerita lain untuk saat ini.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~













Seperti judulnya, postingan ini repost. Aslinya ditulis lima tahun lalu di kolom komentar artikel Memeth soal selingkuh (part 1 dari 3). Komentar panjang lebar gak jelas tuk mengomentari artikel tersebut. Konon artikel itu sendiri juga Memeth repost dari tulisan dia sendiri di billboard Friendster entah jaman kapan. 🙂
Saat itu blog ini belum ada, makanya ngeblog di postingan orang ketimbang posting sendiri komentar yang cukup panjang itu. Juga mengetik jawaban itu, saya masih belum menguasai tag-tag HTML seperti blockquote untuk membuat kutipan bagian demi bagian yang ingin saya tanggapi. Masih dungu, makanya jadi komentar yang jauh dari rapi. . Internetan juga masih nebeng di rumah teman. 🙄
Karena sebagian besar isi artikel ini merupakan jawaban saya terhadap poin-poin didalam postingan yang disebut diatas, maka postingan Memeth juga saya kopas nyaris utuh kesini supaya tidak membingungkan. Postingan Memeth saya pecah per poin dan ditulis dalam bentuk kutipan berwarna biru, sementara tanggapan saya juga saya pisah menanggapi tiap poin.
Postingan Memeth yang saya copas kesini sudah saya sunting supaya lebih padat dan jelas tanpa mengurangi maksud yang disampaikan. Balasan saya yang saya repost disini juga saya sunting dengan maksud yang sama, dengan sesedikit mungkin penambahan walopun sambil ngedit ada ide-ide baru.
Sama-sama tulisan lawas, apa yang dipikirkan dan dirasakan Memeth juga saya jaman itu (atau sebelumnya lagi) tentang selingkuh belum tentu mewakili nilai-nilai yang kami masing-masing pegang saat ini. Bisa saja masih sama, agak mirip, atau mungkin berbeda. 😉
Saya teringat tulisan ini saat membaca postingan Teh Nita soal selingkuh dan berkomentar disana beberapa bulan lalu. Kupikir tak ada salahnya memuat ulang tulisan sendiri yang tercecer di “rumah orang”. :mrgreen:
Ini cuma draft lama yang saya putuskan tuk dituntaskan berhubung sedang punya koneksi. Karena itu makasih dah mau meluangkan waktu tuk membaca dan komentar disini.

16 Tanggapan to “Soal selingkuh (repost)”


  1. 1 sabaiX Oktober 1, 2013 pukul 2:05 am

    Selingkuh itu gampang. Yang susah adalah menjaga agar nggak ada yang dikorbankan. Kalau nggak bisa menjaga agar nggak ada yg dikorbankan, mending nggak usah selingkuh.

  2. 2 Butterfly Menikmati Dunia Oktober 1, 2013 pukul 2:56 am

    Tulisannya menarik,dan ada beberapa poin yang gw rasakan sendiri. Pada saat tahu diselingkuhin rasanya kaya nano-nano campur aduk, cuman perasaan yang paling dominan itu: Diselingkuhin itu pedih,Jendral

    Tapi trus mikir, cuman orang bego yang ninggalin gw demi cewe lain hahaha… rada narsis emang. Tapi gw percaya ketika pasangan lo tidak mau menjadi yang terbaik untuk menikmati hidup bersama jadi buat apa meratapi cinta dengan orang takut buat jadi yang terbaik.

    Cinta itu ada untuk disepakati untuk dinikmati bersama dan cuman orang-orang dengan kualitas unggul yang mau menikmati cinta bersama gw. Trus gw ikhlas diselingkuhi sama mantan karena dia kaga masuk kategori unggul hahaha.

    Trus bagaimana sebagai orang yg pernah diselingkuhin memandang probabilitas perselingkuhan? Gampang, segeralah jatuh cinta lagi dan ikhlaskanlah pelaku selingkuh pergi….dan makin percaya kalo the best one stay…. cuman orang tolol yang ninggalin gw hihihihi…..

    Btw postingan jadul ini sepertinya bakal menuai banyak komen hihihihi!

  3. 3 jensen99 Oktober 1, 2013 pukul 3:42 pm

    @ SabaiX

    Nah itu masalahnya. Cara klasik menjaga agar gak ada yg dikorbankan adalah merahasiakan selingkuh. Tapi ya sama saja bohong sih. 🙄

    @ BMD

    Ya, saya inget kok kamu pernah cerita banyak soal pengalamanmu. 😉

    segeralah jatuh cinta lagi dan ikhlaskanlah pelaku selingkuh pergi…. the best one stay

    cuman orang tolol yang ninggalin gw

    SEPAKAT SANGAT! 😉

  4. 4 Ajeng Lembayung Oktober 3, 2013 pukul 1:50 am

    Soal selingkuh.. Sepertinya belakangan ini mata saya baru dibukakan oleh kenyataan bahwa menjaga komitmen dan kesetiaan di jaman sekarang itu sudah agak sulit. Atau jaman dulu gak dikasih liat langsung kenyataan yang sebenarnya aja kali ya.. (:

  5. 5 Butik Online Oktober 3, 2013 pukul 11:25 am

    kebiasaan selingkuh itu setahu saya penyakit turunan malah mas, jadi ketika punya ayah yang gemar berselingkuh biasanya anaknya punya kenderungan jadi peselingkuh juga nantinya, tapi juga bisa saja berubah ketika sang anak sudah sangat bisa memahami betapa berdosanya selingkuh itu IMHO

  6. 6 ivanprakasa Oktober 4, 2013 pukul 11:24 am

    baca ini jadi inget kemaren sih liat @amrazing ngetweet ttg slingkuh… >.<

    agree dgn pernyataan akhir "Selingkuh itu gampang. Yg susah adalah gimana menjaga tetap pada satu komitmen"
    somehow godaan selingkuh itu datang justru disaaat kita udah punya pasangan… jadi orang yg aku kejar2 ga memberi respon, eh disaat aku udah punya pasangan kemudian dia merespon dan kemudian semacam memberi sinyal… yah apalah… untung aja bisa menahan godaan… *lah jadi curcol* 😛

  7. 7 niee Oktober 5, 2013 pukul 9:03 pm

    Yang pasti.. selingkuh itu salah. titik gak pake penjelasan 😉

  8. 8 jensen99 Oktober 6, 2013 pukul 2:43 pm

    @ Ajeng Lembayung

    Hmm… “jaman dulu” itu kapan ya? Selingkuh itu ada dari jaman ke jaman, tapi emang bener kalo jaman sekarang loyal sama pasangan (apalagi pacar) itu sulit. Ada banyak akses tuk mencoba kesempatan dan kesenangan bersama orang lain yang sayang banget kalo diabaikan. Apalagi kalo kenikmatannya ternyata sepadan dengan resikonya. 😉

    @ Butik Online

    Turunan? Walopun memang ada kemungkinan anak melakukan sesuatu karena bercermin/balas dendam dari orang tuanya, tapi tetap saja perbuatan itu tidak diturunkan secara genetik, jadi kurasa tidak demikian.

    @ ivanprakasa

    Disebut selingkuh ya justru karena terjadi saat sudah punya pasangan. Kasusmu klasik tuh. 😉

    @ niee

    Okeeee~~

  9. 9 lindaleenk Oktober 6, 2013 pukul 10:25 pm

    Orang pasti py alasan sendiri tentang apa yg dia lakukan, terlepas dari salah atau benarnya.

  10. 10 Zippy Oktober 10, 2013 pukul 9:28 pm

    Kirain postingan ini dibuat karena mas bro lagi diselingkuhi :p
    Selingkuh itu indah kok jika kedua pasangan saling berselingkuh 😆

  11. 11 jensen99 Oktober 12, 2013 pukul 3:54 pm

    @ lindaleenk

    Iya, bener. Banyak orang yang hidupnya lebih bahagia setelah berselingkuh/jadi selingkuhan kok. 😉

    @ Zippy

    Sekarang sih nggak, tapi saya pernah diselingkuhi juga dulu. 😉

  12. 12 Brama Danuwinata (@bramadr) Oktober 17, 2013 pukul 2:35 am

    Wah, bahasannya berat euy.
    Saya sepertinya jenis orang yang sangat susah untuk berselingkuh. Habisnya satu aja sepertinya sudah kewalahan dan gak ada waktu buat ngurusin karena kalah sama pekerjaan 😦

  13. 13 jensen99 Oktober 22, 2013 pukul 4:33 pm

    ^

    Iya berat, karena daya tolak manusia cenderung lemah terhadap daya tarik hal2 dan kesempatan2 yang memberikan kenikmatan jasmani. 🙄
    Syukurlah kalo kamu tipe setia, yang terbantu oleh minimnya kesempatan selingkuh berhubung kesibukan. Pertahankan. 😉

  14. 14 ayu Februari 13, 2014 pukul 7:53 pm

    Ini pengalaman saya, dalam perselingkuhan saya ada di posisi ke 3. Yaitu, menjadi selingkuhan. Yang saya tidak setuju adalah istilah yang menjadi selingkuhan merupakan pihak yang paling diuntungkan. bagaimana dengan orang yang tidak tahu bahwa dirinya hanyalah seoranh selingkuhan? Orang dalam posisi ini sangat tersudut. Ketika menemukan kenyataan saya adalah orang ke 3 dalam sebuah hubungan saya tidak bisa marah seperti ketika saya jadi yg diselingkuhi, pacar dia yang sebenarnya merasa dirinya yg paling dirugikan dan dihianati, karna dia mencintai kekasihnya, Walaupun kecewa tapi dia lebih memilih untuk melampiaskan marah kpd saya. Oranh pertama (yg selingkuh) memilih untuk menenangkan pacarnua demi menjaga image setia. Mengatakan bahwa saya yang mengejar dan menggoda. Saya benar2 bingung harus marah seperti apa. Saya yang paling tersakiti. Perasaan cinta saya di hianati dengan kebohongan dan harga diri saya jatuh karna dianggap pengganggu. Saya memutuskan untuk pergi tanpa ingin mendengar penjelasan apa-apa. Namun si orang kedua yang merasa tersakiti balik menyakiti saya dengan pamer kemesraan bersama si pria. Sementara saya hanya bisa memendam kemarahan karena bingung harus marah seperti apa dan kepada siapa. Ini menyebalkan karena jauh dilubuk hati saya masih mencintai dia. Dan dibelakang dia masih bersikap baik kepada saya. Namun saya memilih mundur karena jika saya kekeh meneruskan hub kami saya tahu artinya saya egois dan jahat. Kebahagiaan tidak seharusnya dibangun diatas penderitaan orang lain toh?

  15. 15 jensen99 Maret 17, 2014 pukul 2:17 am

    ^

    Sebelumnya mohon maaf komenmu baru kubalas sekarang, saya kesulitan koneksi. 🙂

    bagaimana dengan orang yang tidak tahu bahwa dirinya hanyalah seorang selingkuhan?

    Dalam hal ini artinya status Ayu juga orang kedua, sama dengan pacar si orang pertama. Tuk bisa disebut orang ketiga, dia harus tahu bahwa orang kedua eksis, dia mesti sadar bahwa dia berada ditengah hubungan orang pertama dan kedua. Karena Ayu adalah orang kedua, Ayu juga korban, karena tanpa sepengetahuan Ayu, pacar Ayu menjadikan Ayu selingkuhan.

    pacar dia yang sebenarnya merasa dirinya yg paling dirugikan dan dihianati,

    sebenarnya Ayu sama ruginya dengan dia, walopun dalam hal ini memang Ayu juga yang mesti mundur.

    dia lebih memilih untuk melampiaskan marah kpd saya..

    Salah sasaran sebenarnya. Mestinya orang pertama yang kalian marahi sama2.

    Orang pertama […] Mengatakan bahwa saya yang mengejar dan menggoda..

    Kalo saat itu memang Ayu gak tau kalo dia sudah punya pacar, ya gak ada salahnya kan? 🙂

    si orang kedua […] balik menyakiti saya dengan pamer kemesraan bersama si pria. Sementara saya hanya bisa memendam kemarahan […]

    Karena Ayu juga korban, sebenarnya Ayu berhak menyampaikan penjelasan sama cewek itu, plus melampiaskan marah sama si cowok.

    Dan dibelakang dia masih bersikap baik kepada saya.

    Kalo dia beneran baik dia gak akan macari dua cewek sekaligus. Sikap Ayu sudah benar kok, pergi saja dari dia.

    Kebahagiaan tidak seharusnya dibangun diatas penderitaan orang lain toh?

    Sebaiknya memang begitu. Semoga Ayu juga bahagia nantinya yaa. Salam kenal.. 😉

  16. 16 nafa Desember 19, 2014 pukul 8:41 am

    Selingkuh adalah pilihan. Termasuk hidup juga pilihan. Dan pilihan itu bisa menjadikan adanya takdir yang baru.

    Alasan telah di beri anugrah dr Allah untuk cinta ke selingkuhan adalah omong kosong. Yang benar cinta yg tumbuh itu adalah dr setan. Karena setan sangat senang sekali melihat pasangan bercerai.

    Kalo mereka sampai menikah dan punya anak.. itulah yang dimaksud dengan takdir baru karena pilihan.

    Tetap saja ada orang yang tersakiti di anatara mereka yang sedang bahagia. Sadar atau engga .. hukum karma akan berlaku.

    Allah maha adil. Allah maha mengetahui.


Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s




JenSen99 is

I got a heart full of pain, head full of stress, handfull of anger, held in my chest. And everything left’s a waste of time~
September 2013
M S S R K J S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

Top Posts

Arsip

Follow me on Twitter


%d blogger menyukai ini: