Triwulan ketiga di 2017 terlewati juga. Masa-masa menonton di kota sendiri akhirnya ditutup dengan berpetualang lagi di pulau lain. Masih nonton banyak kali ini, mumpung ada kesempatan. Mari menulis daftar dan kesannya lagi. ๐
121. April and the Extraordinary World
Dunia steampunk yang menarik dalam sejarah alternatif. Ceritanya sendiri bagus tentang mengejar terobosan pengetahuan, dengan gambar yang mengingatkan pada komik Tintin. Ada pesawat tiltrotor bertenaga listrik.
122. La la Land
Film ini nyaris sempurna menghibur saya, sampai pada bagian ceritanya meromantisir perpisahan. Mia sukses, tapi pernikahan dia terlihat hambar, Seb juga sukses, tapi kesepian. Ambisi yang kesampaian tuk cinta yang kandas. ๐
123. Dream Flight
Dramanya bagus, dengan bermacam plot ala drakor di situ; setting Taiwannya menarik; tapi yang terutama cerita kehidupan di AAU RoCAFnya detil dan orisinil. Lihat kadet belajar terbang mulai dari teori, latih dasar, latih lanjut, hingga akhirnya masuk skadron tempur. Kerasa perjuangan jadi pilot. Gak ada skenario perang yang aneh-aneh. Pertama kali merhatiin AIDC Ching Kuo sejelas ini. โค
124. Patriot Days
Dramatisasi bagus Boston Marathon bombing 4 tahun silam. Melihat orang-orang yang terlibat dalam peristiwa itu dan kerja keras penegak hukum. Salut buat mereka, dan para penyintas, dan warga Boston.
125. Elles
Ketika kehidupan dunia prostitusi tampak lebih menyenangkan dan membebaskan daripada beban hidup sebagai istri dan ibu RT yang punya deadline kerjaan. Bisa dipahami..
126. Enter the Warrior Gate
Eksyen fantasi recehan dengan white savior narrative, tapi komedi murahannya cukup menghibur. Saya suka adegan dance di awal credit title.
127. Spiderman Homecoming
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Saya suka overload humornya, beberapa dari kondisi realistis yang gak kebayang di Spidey-spidey terdahulu. Banyak karakter muncul tapi selain Vulture yang lain kek disia-siakan. Lalu love interest Peter, err… ๐
128. The Dressmaker
Jauh lebih bagus dari yang kubayangkan. Cerita balas dendam bergaya komedi gelap, penuh karakter dan peristiwa menarik. Berasa film western tanpa revolver (tapi pake mesin jahit Singer).
129. Filosofi Kopi
Kopi, bromance, kopi lagi, iklan Torabika, kopi lagi, failed romance, kopi lagi, lalu tau-tau semua karakter ternyata bermasalah dengan ayahnya.
Cerita lumayan tentang pelunasan utang.
130. xXx: Return of Xander Cage
Lebih bagus dari yang kukira. Setidaknya lebih masuk akal dikit daripada franchise VD yang satunya lagi walopun cerita masih muter di musuh dalam selimut. Saya suka ensemble cast-nya, berasa The Expendables, dengan Deepika Padukone dan Donnie Yen sukses mencuri fokus film. VD sudah berusia 50 tahun ya… ๐
131. T2 Trainspotting
Gak nyangka film legendaris 21 tahun lalu itu ada sekuelnya. Plotnya juga 20 tahun kemudian. “Reuni” dan hal-hal gila lainnya. Nostalgik.
132. Fabricated City
Revenge thriller yang keren. Plotnya generik saja, tapi eksekusi dan eksyennya sungguh menawan. Saya suka persahabatan dunia maya itu, mengingatkan pada diri sendiri di blogsphere. Saya tertarik mobil modifikasinya.
133. Fences
Drama keluarga yang bagus tapi berat. Suami yang dominan, ayah yang otoriter, dan masalah yang selalu dia timbulkan tapi juga warisan dari dia yang tak bisa dihindari. Saya baper nonton konflik ayah anak.
134. Triple 9
Crime thriller, dirty cops and heist gone wrong. Film ini penuh bintang walo banyak yang mubazir, penuh aksi tapi plotnya hambar. Sering lihat mafia Rusia jadi penjahat, tapi baru kali ini lihat mafia Yahudi (Rusia).
135. New Trial
Dramatisasi kisah nyata yang bagus tentang pengungkapan kebenaran. Suka karakter-karakternya. Mengingatkan kita pada sering rusaknya aparat termasuk di negara sendiri. Salut pada si pengacara, juga pada hukum di Korsel.
136. Dunkirk
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Berasa Interstellar versi perang, dituturkan secara nonlinear dan indah khas Nolan. Beda sekali lihat film perang tanpa dramatisme dan heroisme. Saya suka dogfightnya, tentu saja, juga denging tukikan Stuka yang legendaris itu.
137. Filosofi Kopi 2
Ngebioskop di XXI Mal Jayapura. Jadi suka nonton bromance Ben dan Jody. Naek kombi sampai Bali aja ngomongnya ‘keliling indonesia’. Pret. ๐ฟ
Di film pertama adu rasa antara yang bikin kopi pake obsesi vs pake cinta. Kali ini kopi pake filosofi vs pake presisi. Eh malah yang presisi yg disalahkan. ๐
2-3 hal janggal, iklan yang menyolok, tapi tetap saja puas nonton ini.
138. Grand Central
Drama cinta segitiga. Niatnya mau lihat Lea Seydoux saja, tapi ternyata setting pekerjaan di PLTN menarik juga. Jadi paham kalo radiasi itu bukan resiko, tapi bagian pekerjaan sehari-hari.
139. Last Vegas
Komedi cukup menghibur. Kisah persahabatan hingga tua yang menginspirasi, mengingatkan pada brotherhood sendiri. Las Vegas itu kota yang menyenangkan bagi cowok berduit. Seru juga ya kalo menang judi..
140. Centurion
Dramatisasi misteri sejarah hilangnya unit Legio IX Hispana kekaisaran Romawi di Caledonia (Skotlandia sekarang). Sayang kurang kolosal, terlalu kecil skalanya. Pertempuran gerilya ini macam versi klasik heroisme Amerika dalam GWoT. Jadi baca-baca lagi soal sejarah Romawi di Britania, juga suku-suku di sana seperti suku Pict yang jadi antagonis di sini.
141. The Prison
Drama penjara Korea lagi. Motif disembunyikan hingga 1รยผ jam film berjalan. Lumayan seru, tapi sudah sering nonton cerita seperti ini. Mengingatkan bahwa tidak henti-hentinya penjara menjadi kerajaan kecil bagi para penjahat besar.
142. Kungfu Panda
Kesampaian juga nonton ini. Menyenangkan dan penuh warna. Saya suka setting Chinanya, juga Furious Five yang mewakili berbagai aliran kungfu, dan Mr. Ping, angsa bokapnya Po.
143. Aftermath
Dramatisasi dan Amerikanisasi insiden tabrakan udara รลberlingen 2002 dan efeknya pada dua karakter utama. Drama lambat dan suram dengan klimaks mengejutkan. Tema penting di sini: permohonan maaf.
144. Seondal: The Man Who Sells the River
Lebih bagus dari yang kuharap. Cerita sepasang penipu ulung yang seru dan lucu di era Joseon Korea, tapi tetap heroik pada waktunya. Suka cara-cara mereka memperdayai orang.
145. Song to Song
Beberapa saat film berjalan, sinematografinya langsung familiar tapi lupa film apa. Ternyata “The Tree of Life” dan “To the Wonder” dari sutradara yang sama. Cerita roman segitiga, dipenuhi hal-hal yang ingin dilakukan selama berpacaran, diiringi banyak musik, tapi tanpa narasi. Berasa nonton video klip berdurasi 2 jam.
146. Ghost in the Shell
Film cyberpunk yang bagus. Teknologi cyberneticsnya bagus, walo gak dieksplorasi. Saya suka setting HongKongnya, dalam nuansa Jepang yang kuat. Klimaks Major vs Spidertank terasa kuno tapi gapapalah. Durasi juga kurang panjang.
147. Talak 3
Lebih bagus dari yang kusangka. Komedi recehnya menghibur, drama cinta segitiganya seru mengharukan. Sayang tidak ada terobosan radikal dalam menghadapi hadangan hukum talak 3.
148. Black Mass
Dramatisasi kisah nyata Whitey Bulger, dulu konon orang kedua dalam daftar pencarian FBI sesudah Osama bin Laden. Drama kriminal yang sangar, sesangar Johnny Deep memerankan gangster Irlandia.
149. The Zookeeper’s wife
Dramatisasi kisah nyata Antonina Zabinski dan keluarganya menyelamatkan ratusan orang Yahudi di Warsawa jaman PD 2. Bagus, menyentuh dan heroik. Hewan-hewannya memberi warna sendiri dibanding film-film perang lainnya. Saya memang lekas sedih nonton film bertema holocaust sih. Apalagi pas evakuasi ghetto. Kurasa mestinya bisa memberi lebih banyak fokus pada aksi penyelamatan ketimbang drama Antonina dan Lutz Heck.
Hitler ist kaputt!! ๐
150. Befikre
Standar romcom ya, standar India juga, penuh nyanyi tari bagus, terutama duet terakhir itu. Suka sekali setting Parisnya, tapi plotnya chaotic. Kurasa segala “I dare you” ini gak inspiratif.
151. The Ottoman Lieutenant
Cinta segitiga di Anatolia timur, Kekaisaran Ottoman, era PD 1. Cewek AS progresif yang ntah gimana seabad lebih maju: tidak rasis, melawan ortu, dan mencintai pria muslim. Film (konon propaganda Turki) yang menyangkal Genosida Armenian. Permusuhan Armenians kristen dan Turks islam direduksi hanya pada keberpihakan Armenians ke pihak Rusia dan genosida ditampilkan seolah perbuatan segelintir pasukan Turki liar saja, sementara si Letnan menolong dengan heroik. Sebagai drama perang, adegan perangnya malah lebih banyak footage dengan narasi.
152. The Promise
Cinta segitiga di Konstantinopel, Kekaisaran Ottoman, era PD 1. Film pertama yang menggambarkan dengan akurat Genosida Armenian di Turki 1915, dari penangkapan para pemimpin, penyerangan, deportasi massal, kerja paksa, pembantaian massal, hingga pengejaran dan perlawanan di Musa Dagh. Bagus dan menyedihkan. Dramatisasi romansanya tampak berlebihan tapi tidak menutupi tragedinya. Charlotte Le Bon tampil lovable.
Saya baru tahu ada persekongkolan sistematis para penyangkal genosida tuk downvote film ini di IMDB, makanya pertama kulihat ratingnya rendah. Jahat memang Turki..
153. Asura The City of Madness
Di sebuah kota Korea ada para politisi korup jahat serta penegak hukum korup jahat. Cerita kebrutalan demi kebrutalan untuk mengamankan aliran uang dan mempertahankan nyawa. Menarik dan penuh darah.
154. Going in style
Komedi perampokan bank yang cukup menghibur. Mengingatkan akan hari tua dan sistem ekonomi kapitalis yang menghisap duit.
155. The Last Commando: Modern Day Green Beret
Dokumenter sederhana tahun 2014 yang didedikasikan untuk para anggota US Army 3rd Special Forces Group (Airborne) yang berjuang dan gugur di Afghanistan. Gratisan di YouTube.
156. Sully
Dramatisasi US Airways Flight 1549 dan investigasinya. Suka tensi tenang film ini dengan fokus karakter Tom Hanks yang bertahan dibawah tekanan. Pengingat bagus heroisme kapten C. Sullenberger.
157. The Circle
Techno thriller bertema privasi vs publikasi yang bikin tertekan karena terasa dekat sekali dengan pencapaian teknologi kita sekarang. Tapi ya plotnya ketebak, banyak elemen yang familiar, ketegangan gagal terbangun, bahkan klimaksnya seperti terputus. Setidaknya film ini penuh Emma Watson.
158. The Bodyguard
Apa yang dilakukan Andy Lau dan Sammo Hung disini? Susah dipahami…
Bagian terbaik film ini (setelah menanti sejam) digerakkan oleh adegan slonong girl yang gak masuk akal.
159. Pawn Sacrifice
Dramatisasi kisah hidup dan puncak karir Grandmaster Bobby Fischer. Menarik juga melihat catur menjadi arena perang dingin, juga gangguan mental sang jagoan catur.
160. The Finest Hours
Dramatisasi kisah nyata penyelamatan kapal SS Pendleton. Bagus ceritanya, memperingati aksi heroik Coast Guard AS tahun 1952. Suka lihat Holliday Grainger yang cantiknya klasik era itu.
161. USS Indianapolis: Men of Courage
Dramatisasi kisah tragedi tenggelamnya kapal USS Indianapolis yang dieksekusi dengan mengecewakan. Plotnya buruk (cinta segitiga?), settingnya buruk (pake kapal yang berbeda), spesial efeknya buruk, parah lah. Sayang banget, mestinya film ini bisa jadi peringatan sejarah penting terutama buat sang kapten yang dikambinghitamkan AL. Macam sial ya Nicolas Cage dapet film gak keren mulu akhir-akhir ini.. ๐
162. Storks
Animasi menyenangkan dan menghibur. Saya suka ide ceritanya, imajinasinya (mesin pembuat bayi), dan Wolfpack yang bikin ngakak. Terganggu lihat pesan pro LGBT tapi yawdalah.
163. Cahaya Dari Timur
Dramatisasi kisah nyata Sani Tawainella dan tim Maluku U-15. Suka dengar logat Ambon di sepanjang film, walau Chicco dan Jajang sesekali terdengar kaku. Settingnya menarik, Tulehu dan Paso pasca perang saudara Maluku.
Saya cuma dapat 120 menit dari 150 menit durasi film di versi TVrip. Sepertinya saya kehilangan adegan-adegan kerusuhan.
Drama olahraga yang bagus.
164. Why Him?
Sitkom pacar vs camer. Lucunya biasa saja, tapi tetap enak dinikmati. Saya suka isu matinya penerbitan, sangat riil, juga tentang WC dengan cebok air. Orang Amrik perlu ini.
Zoey Deutch cantik banget. Momen saya ketawa di film ini justru lihat Gene Simmons dan Paul Stanley. ๐
165. Chloe
Erotic thriller yang kurang. Tegangnya kurang dikit, erotiknya kurang buanyak. Plotnya bagus sih, dan Amanda Seyfried seperti biasa sungguh memikat.
166. Ali and Nino
Drama romansa di Kaukasus seabad lalu. Romansanya dapet walo jumpstart dan kurang chemistry; sejarahnya juga dapet dikit2 untuk yang paham, dari PD I, revolusi Bolshevik, sampai Rep. Azerbaijan yang pendek umur; setting juga bagus. Diluar itu konfliknya hilang, kekayaan kultural etnik, konflik agama, konflik eropa-oriental, tidak tersampaikan dengan baik, menyisakan konflik politik dan heroisme saja. Sayang durasinya hanya 100 menit. Coba lebih banyak bajet…
167. Forbidden Empire
Adaptasi lepas dari sastra Rusia “Viy”. Cerita horornya dimodifikasi jadi plot detektif dengan karakter baru. Cukup seram tapi suram warnanya. Mengingatkan betapa berbahaya pemimpin yang menggunakan isu agama dan menjual ketakutan tuk menghasut massa.
168. The King
Crime thriller Korea tentang dunia kotor para jaksa. Mengasyikkan nontonnya. Suka plotnya dan penceritaannya. Karakter-karakter tidak terlihat menua padahal rentang waktu cerita lebih dari 20 tahun. Seperti di RI, pilpres adalah saat yang menegangkan.
169. Gods of Egypt
Walaupun reviewnya buruk ternyata filmnya asyik. Suka visualisasi Mesir kuno disini, dari bumi datar, arsitektur, para dewa dan kendaraannya, dunia bawah, etc. Plot dan pertarungan agak lemah tapi tak mengapa. Usaha Set mengumpulkan kekuatan mengingatkan pada cerita komik Tenjho Tenge, sayang selain bisa terbang gak jelas apa fungsi jantung Osiris atau otak Thoth misalnya.. ๐
Courtney Eaton sexy.
170. Marshland
Thriller polisi yang bagus. Plot detektifnya seru, setting sospol Spanyol 80an yang menarik, dan banyak aerial shot daerah rawa yang sungguh menakjubkan.
171. I am Wrath
John Travolta jadi Punisher ala Frank Castle, minus senjata berat plus buddy yang kadang lucu interaksinya. Heran kenapa pembantaian di mansion kok malah gak ditunjukkan. Film ringan, pas buat pemulihan abis sakit kemarin.
172. Their Finest
Film tentang membuat film tentang evakuasi Dunkirk. Drama romansa jaman perang di London yang lucu, menyenangkan, getir, dan menarik. Plot twistnya mengejutkan. Suka suasananya, suka juga lagu2nya terutama “They Can’t Black Out the Moon”.
173. Part-Time Spy
Eksyen komedi Korsel yang cukup lucu walo banyak slapstick, dengan plot cepat padat. Kedua protagonisnya menarik. Young Shil memikat simpati dengan tampil “jelek”, tidak seperti posternya sama sekali, sementara Jung An menarik karena cantik tapi temperamental.
174. Gold
Dramatisasi kisah nyata skandal tambang emas palsu Bre-X di RI era Soeharto. Terlalu banyak yang diubah dari sejarahnya sih, bahkan lokasi syutingnya. Bagus juga ceritanya, tentang mimpi yang menguap, dan keluarga Soeharto yang korup.
175. Trolls
Lebih baik jual teman tapi selamat sendirian atau mati sendirian dan teman-teman selamat? Moral penting di animasi lucu penuh warna dan musik ini. Suka lagu-lagunya, terutama ‘Hair Up’.
176. Logan
Senang melihat “tiga” Wolverines dalam pertarungan jarak dekat brutal sepanjang film. Laura sungguh petarung kecil yang efektif. Sayang teman-teman mutan dia yang lain gak seberguna itu. Film “penutup” cerita X-Men yang sangat manusiawi dan rural.
177. Manchester by the Sea
Drama yang sungguh sangat bagus tentang hidup dengan rasa kehilangan. Ceritanya baru menarik setelah Lee bertemu Patrick dan membangun hubungan sepanjang sisa film. Beberapa kisah disini saya banget, misalnya ketika Patrick bertemu Elise.
Baru tahu, judul film ini ternyata nama kota pelabuhan di AS.
178. God of War
Kisah heroik Jenderal Qi Jiguang menumpas bajak laut Wakou. Kurang bagus. Plotnya melebar ke mana2 (misal ke Madam Qi) sementara cerita perangnya sendiri dikompres jadi hanya beberapa pertempuran yang kurang epik dengan strategi yang aneh.
179. Lego Ninjago The Movie 3D
Ngebioskop di Cinemaxx Plaza Semanggi, Jakarta. Serial mainan baru lagi dari Lego, film baru lagi tuk promosi. Banyak adegan lucu, tapi saya tidak merasa terinspirasi seperti saat menonton The Lego Movie dulu. Mungkin faktor ngantuk berat juga saat nonton. Sebagian besar adegan ditonton dengan separuh kesadaran saja.
180. Kingsman: The Golden Circle
Ngebioskop di XXI Kuningan City Mall, Jakarta. Untuk sebuah cerita Fast and Furious/Mission Impossible alternatif masih sangat seru, brutal dan menghibur. Lupakan saja banyak plot dan detil gak masuk akal di sini, nikmati saja aksi dan komedinya. BTW saya sepakat dengan pendirian presiden AS soal narkotika.
181. The Foreigner
Ngebioskop di XXI Kuningan City Mall, Jakarta. Lihat Jeki Cen lagi setelah di Lego Ninjago. Kali ini jadi pemeran utama dalam film yang sedih dan suram. Cerita balas dendam yang bagus dan menegangkan dengan latar penumpasan terorisme yang politis.
Masih berusaha konsisten satu film timur sesudah dua film barat tapi kemudian karena stok film timur yang menipis selang-selingnya jadi satu timur sesudah empat barat. Haha..
Waa, this comes out of the blue! Manchester by the Sea itu film paling muram yang saya tonton.
^
Buatku cuma karakter utamanya yang muram, ceritanya sendiri positif. Aftermath lebih muram rasanya… ๐